Salin Artikel

Pemimpin Tertinggi Cechnya Nyatakan Keinginan Mundur

Keinginan tersebut diutarakan dalam wawancara dengan Chechen TV seperti diwartakan Sky News Senin (27/11/2017).

Kadyrov berkata, keinginan untuk mundur sudah sejak lama menjadi "impiannya".

Pemimpin 41 tahun itu melihat kondisi Chechnya jauh lebih makmur dan berkembang dibandingkan saat dirinya masih menjadi anggota Pergerakan Kemerdekaan Chechnya.

"Sudah saatnya Chechen (nama lain Chechnya) berubah. Di luar sana, banyak orang yang 100 persen bisa menjalankan tugas lebih baik daripada saya," kata Kadyrov.

Selain itu, Kadyrov mengomentari sosok Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Baginya, sosok Putin adalah "idola". "Saya siap mati dan memenuhi tugas apapun yang diperintahkannya," tegas Kadyrov.

Sebelum berbalik menyatakan setiap kepada Kremlin, Kadyrov dulunya komandan militer yang berperang melawan Rusia pada Perang Chechnya I.

Sky News memberitakan, keinginan mundur Kadyrov diduga karena dia tidak tahan dengan tekanan internasional kepadanya.

Sejak dia menjadi Presiden Chechnya, sebelum diubah namanya menjadi Kepala Negara, pada 2009, Kadyrov dituding melakukan sekitar 300 pembunuhan.

Kebanyakan dari korban adalah orang-orang yang berseberangan dengan Kadyrov.

Antara lain jurnalis senior Rusia, Anna Politkovskaya, yang ditemukan tewas di lift apartemennya 2006.

Kebanyakan lawan politik Kadyrov dibasmi oleh Kadyrovites. Unit paramiliter yang dibentuk oleh Kadyrov dan ayahnya, Akhmad Kadyrov.

Terbaru adalah laporan yang dikeluarkan lembaga pengawas HAM (HRW) April lalu. Kadyrov dituduh menyiksa 100 gay di sebuah kamp konsentrasi.

Salah satu korban, Maxim Lapunov Oktober lalu mengisahkan penyiksaan yang diterimanya dari kepolisian Cehcnya.

Di antaranya dibenamkan dalam kolam penuh darah, dipukul menggunakan tongkat, hingga ancaman bahwa dia bakal dibunuh.

"Tidak seorang pun tahu siapa yang bakal menjadi korban berikutnya," ucap Lapunov kala itu.

Kadyrov membantah segala tuduhan tersebut. Namun, dia secara tersirat menyatakan keengganannya mengakui LGBT di negerinya.

"Jika ada rakyat kami yang seperti itu, kirim saja mereka ke Kanada," ujar Kadyrov.

Sementara itu, Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov menuturkan, Putin menyanggah rencana pengunduran diri Kadyrov.

"Ramzan masih menjadi Kepala Negara Republik Chechnya," kata Peskov.

https://internasional.kompas.com/read/2017/11/28/11103381/pemimpin-tertinggi-cechnya-nyatakan-keinginan-mundur

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke