BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah proyek reklamasi bernilai 15 miliar atau sekitar Rp 203 triliun di lepas pantai kota wisata Sanya, provinsi Hainan, China, dihentikan.
Penghentian proyek pembangunan sebuah pulau baru yang akan difungsikan sebagai bandara itu disebabkan ancaman terhadap habitat lumba-lumba putih di kawasan tersebut.
Badan Kelautan Negara (SOA) membenarkan proyek reklamasi pembuatan pulau itu sudah dihentikan sejak 25 Juli lalu.
Pekan lalu, SOA mengatakan kepada organisasi Friends of Nature bahwa analisis dampak lingkungan (Amdal) masih terkendala sehingga pembangunan pulau seluas 26 kilometer persegi di Teluk Hongtang itu harus dihentikan.
Baca juga : Lumba-lumba Tertua di Dunia Akhirnya Mati
Proyek raksasa itu ternyata dibangun berdekatan dengan Taman Nasional Terumbu Karang Sanya dan habitat lumba-lumba putih China yang langka.
Proyek ini bahkan sudah menuai kontroversi sejak diungkapkan ke publik sekitar tiga tahun lalu.
Proyek yang didukung HNA Group ini merupakan proyek andalan pemerintah provinsi Hainan dan dirancang untuk menampung peningkatan jumlah turis ke daerah itu.
Juru bicara SOA kepada harian South China Morning Post mengatakan, pembangunan pulau ini tak akan berlanjut hingga laporan Amdal baru disepakati.
"Jika semua masalah bisa diatasi tentu saja proyek ini bisa berlanjut," ujar sang juru bicara.
Pemerintah pada awalnya berencana bandara baru itu akan mulai menjalani uji coba pada akhir 2020.
Baca juga : Fakta Lumba-lumba, Makin Besar Otaknya, Makin Supel
Bandara baru itu akan memiliki empat landasan pacu dan tige terminal. Selain itu jiuga terdapat area pelabuhan, kawasan bisnis internasional, dan zona industri yang mendukung penerbangan.
Bandara baru ini dirancang mampu menampung hingga 60 juta penumpang tiap tahun, sama dengan jumlah turis yang mengunjungi provinsi Hainan sepanjang tahun lalu.