BRISBANE, KOMPAS.com - Sebagian masyarakat Australia masih mempersepsi Indonesia secara tak akurat. Misalnya, tak sedikit orang Australia yang belum memahami Indonesia sebagai negara demokrasi.
Hal itu diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Australia Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo saat berkenalan dengan masyarakat Indonesia di Queensland, Selasa (31/10/2017) malam.
Acara perkenalan berlangsung di Gedung Abel Smith University of Queensland, Brisbane. Kristiarto menjabat sebagai Dubes RI untuk Australia sejak Juni 2017. Diplomat kelahiran Magelang, Jawa Tengah ini, menggantikan Nadjib Riphat Kesoema.
"Ada persepi yang tidak akurat di sebagian kalangan masyakarat Australia mengenai Indonesia," kata Kristiarto menegaskan, saat ditemui seusai acara.
(Baca juga: Hubungan RI-Australia Diibaratkan seperti Suami-Istri)
Mantan Dubes RI untuk Filipina ini mengatakan, kondisi itu menimbulkan dampak negatif bagi hubungan kedua negara. Efek yang terasa, misalnya, menurunnya minat belajar Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di Australia.
Apalagi, sebaliknya, persepsi yang tak akurat tentang Australia juga kerap terjadi pada masyarakat Indonesia.
Kristiarto mengatakan di level pemerintah, hubungan kedua negara sangat baik dan harmonis. Itu akan sangat berarti apabila didukung oleh kerukunan di tingkat publik.
"Karena keharmonisan antara pemerintah menjadi meaningless jika di hubungan masyarakat tidak baik," ujar Kristiarto.
Kristiarto berharap komunitas masyarakat Indonesia di Australia bisa banyak menjabarkan terkait kondisi Indonesia saat ini kepada warga Australia.
Pemerintah, kata dia, tak bisa sendirian menjalankan fungsi diplomasi untuk meningkatkan kembali antusiasme masyarakat Australia agar melihat Indonesia secara lebih baik lagi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan