WASHINGTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, di Gedung Putih, Senin (23/10/2017) waktu setempat
Dalam forum itu, Singapura menyatakan kesediaannya untuk menambah perlengkapan dan personel Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) dalam koalisi global untuk mengalahkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hingga tahun depan.
Komitmen ini dilontarkan PM Lee pada sebuah konferensi pers setelah keduanya bertemu.
Dikutip dari harian Strait Times, kedua negara itu telah memiliki ikatan pertahanan yang kuat. Singapura juga mendukung kehadiran militer AS di negaranya.
Baca juga : Balas Dendam, ISIS Bunuh 116 Warga Sipil A-Qaryatain di Suriah
Negeri singa itu juga menjadi tuan rumah bagi militer AS untuk menempatkan angkatan udara dan angkatan lautnya. Ketentuan perjanjian diteken pada 1990 agar AS menggunakan fasilitas di Singapura.
Lee juga mengucapkan terima kasih ke AS karena telah menampung lebih dari 1.000 personel militer Singapura setiap tahunnya dan dilatih di sejumlah pangkalan angkatan udara AS.
Bahkan Singapura pernah mengerahkan sejumlah Chinooks milik angkatan udaranya untuk terlibat dalam operasi bantuan bencana Badai Harvey.
"Kami senang bisa membantu," kata Lee.
Baca juga : Simaklah, Angka-angka dalam Bencana Badai Harvey di Texas
Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia yang berkontribusi dalam memberikan aset militer dan personel untuk koalisi melawan ISIS. Kontribusi itu dilakukan sejak tiga tahun lalu.
Tahun depan, Trump akan melakukan kunjungan balasan ke Singapura, seperti yang dilaporkan oleh kantor PM Singapura.