Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Berasumsi Ada yang Bantu Stephen Paddock

Kompas.com - 06/10/2017, 06:26 WIB

LAS VEGAS, KOMPAS.com - Pria pelaku penembakan massal di Las Vegas, Minggu (1/10/2017) lalu, diduga telah merencanakan cara untuk melarikan diri.

Bahkan, ada asumsi, pria 64 tahun itu pun mendapat bantuan dalam merencanakan serangan paling mematikan dalam sejarah di Amerika Serikat ini. 

"Stephen Paddock memiliki kehidupan rahasia yang sebagian besar mungkin tidak bisa dipahami," kata Sherif Las Vegas Joe Lombardo.

Pacarnya, Marilou Danley -yang berada di luar Amerika Serikat saat tragedi terjadi, mengaku tidak tahu tentang rencanakan Paddock.

Baca: Ini Pengakuan Marilou Danley, Kekasih Pelaku Penembakan di Las Vegas

Motif Paddock untuk melepas tembakan bertubi-tubi hingga menewaskan 58 orang dan melukai 500-an lainnya, pun masih tetap menjadi misteri.

Polisi menemukan pensiunan akuntan itu terkapar di dalam sebuah kamar hotel lantai 32, setelah melakukan serangan ke arah para penonton konser musik di lapangan yang berada di seberang hotel.

Baca: Sebelum Bunuh Diri, Paddock Pantau Polisi Lewat Kamera di Luar Kamar

Paddock mengakhiri hidupnya dengan menggunakan salah satu senjata api yang ada di dalam kamar hotelnya. 

Dalam konferensi pers, Lombardo ditanya wartawan, apakah Paddock sudah merencanakan pelarian setelah serangan?  Lombardo menjawab, "ya."

Namun, ketika ditanya lebih lanjut tentang rencana pelarian itu, Lombardo mengatakan tidak bisa menjelaskannya.

Wartawan juga menanyakan, apakah Paddock mendapat bantuan dalam merencanakan atau melakukan serangan tersebut?

"Anda harus membuat asumsi bahwa dia mendapat beberapa bantuan pada titik tertentu."

"Dia mungkin manusia super, mungkin dia bekerja sendiri untuk semua ini, namun akan sulit bagi saya meyakini hal itu," kata Sherif Lombardo.

Kemungkinan Paddock mendapat bantuan merupakan pergeseran dalam arah penyelidikan.

Sebab, tak lama setelah serangan, para pejabat mengatakan dia adalah pelaku tunggal, dan sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakannya yang mengerikan.

Agen Biro Penyelidikan Federal (FBI) Aaron Rouse, mengatakan, aparat tak menemukan keterkaitan serangan Paddock dengan aksi terorisme. Namun kemungkinan tersebut tidak diabaikan.

Baca: Tragedi di Las Vegas, antara Terorisme, Ras, dan Agama

Polisi juga menyelidiki apakah pembunuh massal tersebut awalnya merencanakan untuk menyasar festival musik lain.

Sebab, ada sejumlah laporan yang menyebut Paddock memesan sebuah kamar pada bulan Agustus dengan pemandangan ke festival musik Lollapalooza di Illinois, negara bagian Chicago.

Kedua putri mantan Presiden Barack Obama dilaporkan termasuk dalam para penonton di festival musik tersebut.

Terungkap pula, sepekan sebelum aksi, Paddock memesan sebuah apartemen di pusat kota Las Vegas, yang merupakan gedung tinggi dengan pemandangan ke arah konser lain di lapangan terbuka, Life is Beautiful.

Lombardo mengatakan lebih dari 100 penyidik menelusuri kehidupan Paddock yang disebut "terganggu dan berbahaya".

Sebanyak 33 dari 47 senjata milik Paddock ditemukan di kamar hotel, dan di rumahnya. Semua senjata itu dibeli sepanjang setahun terakhir.

Paddock -yang berjudi beberapa jam sebelum mulai menembaki orang, memasang kamera di dalam dan juga di luar kamarnya di Mandalay Bay Hotel.

Baca: Ini Pengakuan Marilou Danley, Kekasih Pelaku Penembakan di Las Vegas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com