Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kisah Perjuangan Sadek Ali Menyekolahkan Ratusan Anak Rohingya

Kompas.com - 27/09/2017, 07:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Mengingat kebakaran sekolah tahfiz di Malaysia yang merengut 23 nyawa, Sadek tak bisa menahan kecemasan mengenai risiko dari lingkungan yang penuh sesak ini. Walaupun madrasah ini bukan sekolah asrama seperti dalam peristiwa tersebut, bahaya tetap ada.

"Terkadang kami mendapat sumbangan individual. Namun, kami membutuhkan sesuatu yang lebih berkesinambungan. Sumbangan yang sifatnya rutin. Saya belum menggaji guru-guru saya selama berbulan-bulan. Termasuk dia,“ kata Sadek sambil menunjuk ke keponakannya.

"Jika bukan karena mereka bekerja tanpa upah, sekolah ini sudah tutup bertahun-tahun yang lalu," Sadek melanjutkan.

Saat saya bertanya, bagaimana dia bisa tetap penuh harapan, dia menjawab, "Kalau saya tidak memberikan mereka pendidikan, mereka tidak akan punya apa-apa. Kami harus tetap bermimpi untuk pulang," kata Sadek.

Sadek hanya ingin memberikan mereka secercah harapan agar mereka, paling tidak bisa menulis cerita mereka sendiri. Secara agama, Sadek hanya ingin mereka mengerti halal dan haram.

"Jika saya tidak melakukan tanggung jawab ini, akan datang waktu di mana saya harus menghadapi pertanyaan ini, ‘Apa yang telah kamu lakukan untuk kemanusiaan’?" kata Sadek. 

Percakapan kami terhenti ketika kerumunan anak-anak menyerbu ruangan, menarik-narik baju Sadek, mencari perhatiannya. Sekitar 2.000 km dari Rakhine, sekolah ini bisa jadi salah satu tempat terakhir di dunia di mana anak-anak Rohingya bisa berlaku seperti anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com