Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersinggung oleh Ledekan "Rocket Man", Kim Jong Un Takkan Menyerah

Kompas.com - 26/09/2017, 14:30 WIB
Ericssen

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Retorika kemarahan yang tidak berkesudahan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) dapat memicu perang yang sesungguhnya, demikian analis berkomentar.

“Kedua negara berpotensi terjatuh ke perang yang tidak diinginkan oleh siapapun,” kata Sue Mi Terry, pakar Korut dan mantan pejabat CIA kepada The Straits Times, Selasa (26/9/2017).

Terry melanjutkan ada banyak nada buruk dari retorika yang telah dilancarkan.

“Sebenarnya AS dapat bersikap tegas ke Korut tanpa harus melancarkan retorika yang terlalu pribadi dengan menggunakan ledekan nama. Trump tidak membedakan antara rezim dan sosok yang memimpinnya,” ucap Terry.

Terry mengatakan, belum ada dalam sejarah Korut di mana pemimpinnya menggunakan serangan bernada pribadi ke pemimpin negara lain.

Menurut Terry, Kim Jong Un tidak akan menyerah dan dia sangat tersinggung dengan sejumlah ledekan Trump seperti “rocket man”.

Baca: Korut Klaim Presiden Trump Sudah “Umumkan Pernyataan Perang”

Adapun pemimpin muda Korut itu menyerang Trump sebagai manusia usia lanjut yang sudah pikun setelah Trump terus melancarkan serangan tanpa henti ke dirinya.

Salah satu masalah lain yang dipicu Trump adalah presiden berusia 71 itu tidak memberi kesempatan sedikitpun kepada Kim untuk menyelamatkan wajahnya.

Will Satren, periset di Institusi think thank studi China-AS di Washington DC memperingatkan walau kemungkinan perang sangat rendah, insiden militer dapat terjadi kapanpun.

“Ini sangat serius, ditambah dengan kaum konservatif AS yang percaya AS harus bersikap tegas dengan menembak jatuh rudal Korut. Kita tidak tahu bagaimana Kim Jong Un akan bereaksi jika ini benar terjadi,” kata Satren.

Ketegangan antara kedua negara memasuki babak terbaru setelah Pemerintah Korut menyatakan, penegasan Presiden AS, Donald Trump, bahwa pemimpin Korut tak akan bertahan lama “adalah pernyataan perang”.

Saat berbicara di New York, Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong Ho, mengatakan, militer Korut sekarang berhak untuk menembak jatuh pesawat-pesawat pengebom AS meski pesawat tersebut berada di luar wilayah udara Korut.


Baca: "72 Persen Warga AS Khawatir Perang dengan Korut akan Meletus

Ri mengatakan masyarakat internasioal harus memahami bahwa Washington yang pertama kali menyatakan perang.

"Seluruh dunia harus tahu bahwa Amerika-lah yang pertama-tama memberlakukan perang kepada negara kami," kata Ri kepada para wartawan, Senin (25/9/2017).

Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mencoba meredakan ketegangan dengan menyatakan bahwa AS tidak mendeklarasikan perang apapun terhadap Korut.

“Tujuan kita masih sama yaitu dialog damai untuk menyelesaikan masalah nuklir Korut”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com