Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Jika AS Menghukum Mitra Dagang Korut?

Kompas.com - 06/09/2017, 06:27 WIB

Singapura -yang menjadi negara di posisi ke-8 di dalam daftar rekanan dagang terbesar Korut, mengalami penurunan jumlah perdagangan dengan Pyongyang hingga 90 persen pada 2016.

Sementara, Filipina - mengalami peningkatan sebesar 171 persen dalam nilai perdagangan dengan Korut.

Baik Singapura, maupun Filipina, keduanya adalah rekan dagang AS.

Bahkan, banyak dari negara di dalam daftar tersebut adalah rekan dagang AS, dan sebagian besar nilai perdagangan mereka dengan AS, jauh melebihi jumlah transaksi yang mereka lakukan dengan Korut.

Namun, ada satu negara yang berpotensi mengendalikan situasi ini. Tak perlu kaget mengetahui bahwa konsumen dan penyuplai terbesar Pyongyang adalah China.

Sekitar 90 persen perdagangan Korut dilakukan dengan China.

Beijing kebanyakan membeli batu bara dan mineral dari Pyongyang, dan menyuplai makanan dan bahan bakar yang krusial untuk penduduk Korut.

Data dari 2016 tidak jelas merefleksikan apa yang terjadi saat ini, setelah pada Februari lalu China melarang Korut membeli batu bara.

Jadi saat Trump mengatakan AS akan memutus bisnis dengan negara-negara yang berdagang dengan Pyongyang, sudah pasti salah satunya adalah China.

Namun, tentu  sulit untuk melihat bagaimana hal itu dapat terwujud tanpa kerusakan terhadap ekonomi AS.

Begini penjabarannya:

Dalam perdagangan, China adalah rekan dagang terbesar AS.

AS membeli lebih dari 450 miliar dollar AS atau Rp 6.000 triliun, barang-barang dari China tahun lalu, dan mengekspor 115 miliar dollar AS atau Rp1.500 triliun ke China.

Memutus perdagangan dengan Beijing dapat membebani AS dengan hampir satu juta bidang, berkaitan dengan barang-barang, dan jasa yang diekspor ke China.

Bahkan, ancaman Trump menerapkan tarif ke China, karena memanipulasi mata uang akan berdampak sangat buruk pada harga barang-barang di AS, membuat harga sebuah iPhone naik sekitar lima persen misalnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com