Tokoh lain yang terlibat dalam laporan ini adalah Michel Forst, pakar hak asasi manusia PBB dan Maud de Boer-Buquicchio, yang menyoroti eksploitasi seksual terhadap anak-anak.
Meski tidak secara khusus mengutip kebijakan perang terhadap obat terlarang yang dilakukan Duterte, namun disebutkan, keputusan Duterte itu menjadi kunci dalam merebaknya iklim kekerasan di Filipina.
Presiden Duterte pekan lalu bersumpah tidak akan menyerah dalam pertempuran melawan obat-obatan terlarang.
Polisi Filipina kini telah membunuh hampir 3.200 orang yang diduga terkait dengan peredaran dan penggunaan barang haram itu.
Semebtara, lebih dari 2.000 orang lainnya terbunuh dalam kejahatan terkait narkoba. Demikian data yang dilansir pihak kepolisian setempat.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan, banyak korban yang dibunuh oleh regu dari pemerintah. Sehingga seharusnya, Duterte dapat mengawasi kejahatan terhadap kemanusiaan yang pecah di negaranya.
Baca: Presiden Duterte: Universitas Oxford adalah Sekolah Orang-orang Bodoh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.