Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Trump Berkicau di Twitter, Pemerintah China Bereaksi

Kompas.com - 31/07/2017, 14:36 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China bereaksi atas tudingan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menuduh Beijing hanya diam dengan ulah Korea Utara terkait proyek rudal dan nuklir.

Trump menilai China tak mengambil tindakan apa pun dalam menyokong AS menghentikan aksi Korut. Padahal, selama ini China mendapat keuntungan dalam sektor bisnis dari AS.  

Baca: Korut Kembali Luncurkan Rudal, Trump Kecewa terhadap China

"Kami percaya bahwa isu nuklir Korea Utara dan perdagangan China-AS adalah dua isu yang sama sekali berbeda," kata Wakil Menteri Perdagangan China Qian Keming, Senin (31/7/2017).

Seperti dikutip AFP, Keming juga lalu menegaskan, kedua isu itu tidak berhubungan dan tak bisa dibahas sebagai satu kesatuan.  

"Secara umum, perdagangan China-AS, termasuk investasi bersama, saling menguntungkan, dan China dan AS memperoleh keuntungan besar dari kerjasama perdagangan dan investasi bilateral," kata dia.

Trump, yang berselisih dengan Beijing mengenai bagaimana menangani rezim Kim Jong Un, telah berulang kali mendesak China untuk mengendalikan negara tetangganya itu.

Namun Beijing menegaskan, hanya dialog yang menjadi cara praktis untuk maju.

"Saya sangat kecewa dengan China. Pemimpinnya masa bodoh, padahal kita telah mengizinkan mereka menghasilkan ratusan miliar dolar AS setahun dalam perdagangan."

"Tapi mereka tidak melakukan apa-apa untuk kita twrkaitKorea Utara. Mereka hanya bisa berbicara," demikian tulisan Trump di akun Twitter-nya.  

"Kami tidak akan membiarkan hal ini berlanjut lagi. China dapat dengan mudah menyelesaikan masalah ini!"

Kicauan Presiden Trump di media sosial muncul bertepatan dengan misi bilateral 10 jam, yang mengerahkan pesawat pengebom B-1B di wilayah udara Korea.   

Baca: AS Kirim Dua Pesawat Pengebom Terbang Melintasi Korea

AS menerbangkan dua pesawat pengebom B-1B di atas Semenanjung Korea sebagai unjuk kekuatan setelah uji coba misil terbaru Korut.

AU AS dalam pernyataannya Minggu (30/7/2017) mengatakan, kedua pesawat itu terbang pada Sabtu (29/7/2017) sebagai respon atas peluncuran rudal Hwansong-14 pada 3 Juli lalu.

Kedua pesawat pengebom itu lepas landas dari pangkalan AU AS di Guam dan bergabung bersama beberapa jet tempur Jepang dan Korea Selatan.

Aksi itu diikuti dengan uji coba sistem pertahanan rudal THAAD di Alaska.

Baca: Lawan Ancaman Korut, AS Uji Perisai Rudal THAAD

Sementara, China sebagai sekutu utama di bidang ekonomi dan diplomatik dengan Pyongyang, menentang intervensi militer, dan menyerukan sebuah resolusi melalui dialog.

China juga telah lama berargumen bahwa penerapan THAAD di Korea Selatan akan mengganggu kestabilan kawasan ini.

Dalam sektor perdagangan, AS telah menyalahkan hubungan yang tidak seimbang -ditandai oleh defisit perdagangan dengan China sebesar 309 miliar dollar AS tahun lalu.

Hal itu terkait dengan kebijakan Beijing yang dinilai AS menghalangi akses ke pasar China Sementara, China menilai, kebijakan Washington yang justru membatasi ekspor berteknologi tinggi AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com