Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Dewi China Naik Pesawat Bisnis dari Xiamen ke Kuala Lumpur

Kompas.com - 06/07/2017, 07:37 WIB

XIAMEN, KOMPAS.com - Foto tentang keberadaan tiga patung dewi China yang ditempatkan di kursi penumpang kelas bisnis dalam penerbangan dari Xiamen, China ke Kuala Lumpur, Malaysia, ramai menjadi perbincangan publik.  

Namun ada apa sebenarnya yang terjadi di balik penerbangan kelas bisnis tersebut? Lalu, siapakah para "penumpang mulia" itu?

Yang pertama adalah dewi laut China, Mazu, atau juga dikenal dengan Matsu, yang disembah di kawasan China selatan.

Dewi ini juga disembah di negara-negara yang memiliki komunitas Tao dan Buddha yang besar, seperti Malaysia, Vietnam, dan Taiwan.

Dia dianggap sebagai penguasa laut dan diyakini yang melindungi para nelayan dan pelaut.

Dua patung lainnya adalah Qianliyan dan Shunfeng'er, yang merupakan penjaga dewi tersebut.

Qianliyan dikenal dengan kekuataan jarak pandangnya yang jauh. Sementara Shunfeng'er memiliki kemampuan mendengar semua suara yang terbawa angin.

Kemampuan itu diyakini amat berguna untuk membantu para pelaut dan kapal mereka dari ancaman badai.

Kenapa di kelas bisnis?

Ketiga patung dikirim ke Malaysia dan Singapura sebagai bagian dari peringatan pertukaran budaya untuk menghormati dewi laut, dalam sebuah festival.

Kegiatan ini dikelola oleh sebuah badan di China yang disebut Kuil Kuno Meizhou Mazu.

Di media sosial muncul pertanyaan bagaimana Dewi Mazu dan kedua pengawalnya bisa lolos pemeriksaan keamanan.

Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan ketiga patung meninggalkan kuil tempat mereka tinggal dan 'checking in' di Bandara Internasional Gaogi di Xiamen.

"Bagaimana mereka bisa lolos pemeriksaan keamanan," tanya Tong Huichun di aplikasi pesan WeChat.

"Sudah biasa bagi Mazu bepergian. Terlalu jauh jadi dia terbang. Naik kapal terlalu lama," kata pengguna WeChat lainnya, Gong Chang.

Karyawan kuil mengatakan kepada BBC, Dewi Mazu ditemani oleh lebih dari 130 orang dengan menggunakan penerbangan Xiamen Airlines menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Baca: Remaja 19 Tahun Temukan Patung Dewa Berusia 1.800 Tahun

Ketiga patung itu naik pesawat di kelas bisnis, yang satu tiket harganya 2.091 yuan atau sekitar Rp4 juta.

Dengan bantuan awak kabin, para penumpang mulia tadi ditempatkan di kursi paling depan dan dikenakan sabuk pengaman. Dengan mempertimbangkan goncangan udara, ketiganya dilekatkan dengan kuat ke kursi.

"Ini merupakan penghormatan atas budaya Dewi Mazu," kata Jurubicara organisasi yang menyambut ketiga patung di Malaysia.

"Tingginya juga lebih dari 6 kaki (sekitar 1,82 meter) sehingga patung harus terbang di kelas bisnis."

Ketiganya juga mendapat paspor khusus, yang menurut para karyawan kuil, karena 'kebaikan' dari maskapai penerbangan

Dari mana mereka berasal?

Patung ini berasal dari kuil laut suci di lepas pantai Provinsi Fujian, yang menurut para pengikutnya merupakan tempat kelahiran Dewi Mazu.

Mereka terbang sejauh lebih dari 2.800 km ke kuil lain, yaitu Thean Hou Chinese di Malaysia.

Para karyawan menegaskan pentingnya perjalanan ribuan kilometer tersebut.

"Ini merupakan tubuh dari dewi agung kami, lambang dari budaya rakyat," kata salah seorang perwakilan kuil kepada BBC.

Dia juga menambahkan, prosesi sudah dilakukan untuk merayakan ketibaan mereka dengan selamat.

Patung-patung itu kemudian akan dibawa ke Malaka, dan dari sana masih harus ke Singapura, sebelum kembali ke kampung halaman di China.

Baca: Patung Dewa Yunani Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com