Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lautan Cahaya “Pink Dot” Sinari Taman Hong Lim di Singapura

Kompas.com - 02/07/2017, 18:59 WIB
Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pada Sabtu (1/7/2017), Taman Hong Lim di Singapura berubah menjadi "lautan pink".

Pemandangan itu terjadi ketika digelar parade pendukung komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) di negara yang secara sosial masih tergolong konservatif.

Memasuki tahun kesembilan penyelenggaraan, aksi bernama “Pink Dot” ini semakin mengundang antusiasme warga baik kaum tua dan muda, bahkan keluarga dan anak-anak, dan tentunya kaum LGBT.

Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, acara tahun ini hanya dapat dihadiri oleh warga Singapura dan warga yang memegang status Permanent Residence (PR).

Hal ini disebabkan Undang-Undang baru yang melarang warga asing menghadiri segala bentuk unjuk rasa di Singapura.

Baca: Parade Gay Pride Terbesar di Dunia, Jutaan Orang Beraksi di Sao Paulo

Selain itu pemerintah Singapura juga melarang perusahaan asing seperti Google, Facebook, Apple mensponsori acara ini seperti tahun-tahun sebelumnya.

Namun rupanya tanpa diduga 120 perusahaan Singapura turun tangan mengucurkan dana untuk mendukung penyelenggaraan acara.

Adapun Taman Hong Lim adalah satu-satunya tempat yang diizinkan pemerintah negeri Merlion untuk dijadikan tempat bagi segala bentuk aksi damai atau unjuk rasa di Singapura.

Pantauan Kompas.com, puluhan ribu orang memadati lokasi sambil berpiknik dan berkumpul dengan teman-teman dan keluarga.

Barikade dan pemeriksaan identitas dilakukan dengan ketat untuk memastikan keamanan acara ini.

Pihak penyelenggara menyatakan ada 20.000 orang yang hadir dalam acara malam kemarin. Jumlah tersebut kira-kira turun sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai 25.000.

Namun, angka 25.000 adalah angka yang mencakup warga asing tahun lalu. Tahun ini warga asing hanya menonton acara di luar barikade sambil ikut menyuarakan dukungannya.

Acara diwarnai dengan sejumlah pembicara yang menyampaikan pandangannya mengenai topik yang membelah panas Singapura ini.

Acara juga diramaikan dengan konser musik selebritis ternama termasuk Nathan Hartono, penyanyi berdarah Indonesia keturunan Tionghoa yang sangat populer di sana.

Nathan adalah "putra mahkota" keluarga Hartono yang merupakan pemilik grup restoran Tung Lok.

Acara ditutup dengan berkumpulnya para peserta acara di tengah lokasi menyalakan senter yang memantulkan cahaya pink berkilauan dibalut oleh warna pelangi yang dipancarkan oleh deretan payung berwarna khas LGBT.

Para peserta kemudian sambil menyanyikan lagu “Somewhere Over the Rainbow”.

Gerakan Pink Dot ini menyerukan kebebasan untuk saling mencintai tanpa dibatasi orientasi seksual.

Tidak hanya di Indonesia, isu LGBT juga menjadi isu panas di Singapura. Kelompok konservatif dari gerakan pro-keluarga dan kaum gereja menyuarakan kritik terhadap aksi ini.

Salah satu tujuan utama gerakan Pink Dot adalah pencabutan Undang-Undang Pasal 377A dalam hukum pidana Singapura.

Pemerintah Singapura mempertahankan aturan yang melarang bahkan mengkriminalisasi hubungan seksual sesama jenis.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong menekankan pentingnya Pasal 377A, mengingat pada dasarnya masyarakat Singapura adalah masyarakat konservatif.

Penduduk Singapura, sebut Lee, belum siap untuk mencoba "berkompromi" dengan kaum gay.

Namun, Lee juga mengatakan, pemerintah tidak berperan sebagai “polisi moral” dengan tidak “benar-benar” memaksakan penerapan pasal ini, dan tidak menerapkan diskriminasi terhadap kaum LGBT.

Warga Singapura sudah mulai lebih menerima keberadaan kaum LGBT.

“Suatu hari mereka-mereka ini akan mendapatkan kebebasan untuk mencintai dan menikahi yang dicintainya walau sesama jenis, dan ketika cucu saya melihat sejarah, saya ingin mereka mengetahui saya berada di sisi sejarah yang benar.“

Demikian kata Loh Kwek Leong, pensiunan berusia 63 yang hadir lengkap dengan istri, anak dan menantunya.

Bahkan Li Huanwu, keponakan PM Lee Hsien Loong yang dirumorkan gay ikut menyuarakan dukungannya melalui laman Facebook-nya.

Huanwu pun terlihat berada di lokasi acara.

Baca: Tuntut UU Pernikahan Sejenis di Cile, Ribuan Orang Turun ke Jalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com