Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idap Kanker Hati, Otoritas China Bebaskan Pembangkang Liu Xiaobo

Kompas.com - 26/06/2017, 20:51 WIB

KOMPAS.com - Pembangkang China, dan peraih hadiah Nobel Perdamaian, Liu Xiaobo dibebaskan dari penjara dengan alasan kemanusiaan.

Liu Xiaobo didiagnoasa menderita penyakit kanker hati yang mengancam nyawanya.

Liu yang merupakan pegiat hak asasi di Cina masuk penjara tahun 2009, karena dinyatakan bersalah dalam dakwaan subversi.

Hal itu terkait seruan untuk demokrasi di negara dengan sistem partai tunggal itu.

Pengacara Liu mengatakan, kliennya dirawat di rumah sakit di Provinsi Liaoning, China utara, setelah didiagnosis menderita kanker hati bulan lalu.

Istri Liu, Liu Xi, juga dijatuhi hukuman tahanan rumah sejak suaminya meraih Nobel Perdamaian tahun 2010.

Namun hingga saat ini, Liu Xi tidak pernah didakwa secara resmi. Pihak berwenang China juga tidak pernah menjelaskan kenapa istri Liu dikenai tahanan rumah.

Liu Xiaobo yang berusia 61 tahun merupakan salah seorang pemimpin penting dalam aksi unjuk rasa untuk menuntut demokrasi di Lapangan Tiananmen, Beijing, tahun 1989.

Unjuk rasa yang berlangsung selama tiga pekan itu akhirnya diberangus dengan kekerasan oleh aparat keamanan, dengan perkiraan ada ratusan hingga ribuan orang tewas.

Suara mengganggu Liu Xiaobo

Sepanjang hidupnya, Liu pernah menjadi pegiat politik, penulis, guru besar di universitas, dan narapidana karena sering mengganggu Partai Komunis China yang berkuasa.

Dia meraih Nobel Perdamaian setelah menantang langsung pemerintah dengan menuntut perubahan politik.

Di luar China, Liu mendapat banyak perhatian dan dukungan sebagai salah seorang pembangkang utama di China, walau banyak warga di dalam negeri yang tak mengenalnya.

Liu pertama kali dikenal pada masa unjuk rasa terkenal di Lapangan Tiananmen, Beijing, tahun 1989.

Waktu itu, dia pulang dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan para pengunjuk rasa.

Lalu, ketika mendengar tentara dikerahkan untuk membersihkan pengunjuk rasa, Liu berhasil membujuk beberapa mahasiswa agar pulang.

Setelah unjuk rasa diberangus -dan jatuh sejumlah korban jiwa, dia ditahan selama hampir dua tahun.

"Pembunuhan massal tahun 1989 memberi kesan yang mendalam kepada saya," katanya dalam sebuah wawancara dengan BBC hanya beberapa bulan sebelum ditangkap tahun 2008.

Sebelumnya, tahun 1996 dia juga pernah dikirim ke "kamp pendidikan" selama tiga tahun, karena mengkritik sistem satu partai di China.

Namun, dia terus menyuarakan isu-isu yang tergolong tabu di China, antara lain mengecam perlakukan buruk China atas warga Tibet.

Saat menganugerahkan Nobel Perdamaian, komite berpendapat bahwa Liu Xiaobo merupakan simbol terdepan dari perjuangan hak asasi manunsia di China.

Dia tidak bisa menerima langsung hadiah itu dan upacara penganugerahan dicerminkan dengan sebuah kursi kosong.

Pemerintah China -yang menganggapnya sebagai 'penjahat', marah dengan pemberian hadiah itu.

Didakwa dengan 'memicu subversi', Liu diganjar 11 tahun penjara karena menyusun rancangan Piagam 08.

Isi Piagam 08 menyerukan demokrasi multipartai dan penghormatan aas hak asasi manusia di China.

Saudara Liu mengatakan, pemenang Nobel Perdamaian itu didiagnosa kanker pada tanggal 23 Mei lalu.

Baca: Masjid-masjid Gaya China di Indonesia dan Cerita-cerita di Belakangnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com