BUDAPEST, KOMPAS.com - "Bila mereka meninggal, buang mereka di hutan di Jerman." Itulah perintah yang diterima sopir truk dengan gerbong pendingin, yang mengangkut 71 migran gelap, dari Hongaria dan Austria.
Para migran itu kemudian tewas di truk dalam kondisi mengenaskan. Kasus dua tahun lalu itu membuat banyak pihak marah dan menjadi tonggak dalam krisis pengungsi di Eropa.
Pada hari fatal, Agustus 2015 itu, 71 orang dari Suriah, Afganistan dan Irak, dikunci di truk di dekat perbatasan Serbia dan Hongaria.
Setelah truk berangkat, para migran berteriak dan menggedor truk karena mereka tak bisa bernafas namun pelaku memerintahkan sopir tak mengindahkan teriakan itu.
Setelah kejadian mengenaskan ini, perbatasan Austria dibuka dan para migran diizinkan menuju Jerman.
Baca: Puluhan Jasad Migran Ditemukan di Dalam Sebuah Truk di Austria
Hal ini terungkap dalam pengadilan 11 tersangka yang diadili di Hongaria pada Rabu (21/6/2017) terkait dengan temuan 71 jenazah migran yang membusuk di truk yang ditinggal di jalan bebas hambatan Austria.
Perempuan, anak-anak dan bayi
Para tersangka, yakni sembilan warga Bulgaria, seorang Afganistan dan seorang lagi warga Lebanon, diadili di Hongaria karena para korban diperkirakan telah meninggal sebelum tiba di Austria.
Kebijakan terhadap migran telah berubah di Austria. Para migran masih banyak yang menderita di tangan para penyelundup yang mengangkut mereka ke Eropa Barat.
"Saat itu udara panas," kata Otto Lippert yang bekerja di Pemerintah Daerah Parndof.
"Kota kami tengah merencanakan perayaan, namun muncul berita ada truk kecil yang berisi jenazah di jalan bebas hambatan A4 dekat Parndorf."
"Suasana pesta hilang, yang muncul suasana bencana," katanya.
Di antara korban terdapat perempuan dan anak serta seorang bayi yang berusia kurang dari satu tahun.
Jenazah mereka ditemukan pada saat para pemimpin Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, bertemu di Vienna, Austria, untuk membicarakan dinaikkannya jumlah migran dan pengungsi yang melakukan perjalanan sampai ke Balkan Barat.