Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2017, 08:11 WIB

SANAA, KOMPAS.com - Wabah kolera di Yaman, negeri Semenanjung Arabia yang dikoyak perang itu semakin parah. Kini satu anak terjangkit kolera setiap 35 detik.

Sejauh ini hampir 1.000 orang, atau tepatnya 942 orang, meninggal dunia sejak wabah kolera muncul pada April lalu. Demikian data organisasi amal Save the Children.

Organisasi itu memperingatkan berdasarkan data terbaru menunjukkan setiap 35 detik satu orang anak-anak terjangkit kolera yang artinya setiap hari 30 orang sekarat akibat penyakit tersebut.

Baca: Yaman Darurat Kolera, Hampir 480 Orang Meninggal

"Kelaparan, penyakit, dan perang menjadi penyebab sempurna gelombang penderitaan bagi rakyat Yaman," kata Grant Pritchard, direktur Save the Children wilayah Yaman.

"Negeri termiskin di kawasan ini sudah berada di ambang keambrukan total dan anak-anak sekarat karena tak memiliki akses layanan kesehatan," tambah Pritchard.

Sekitar 129.000 kasus kolera terdeteksi di 20 dari 22 provinsi Yaman. Hal ini menunjukkan wabah penyakit ini sudah menembus batas yang memisahkan pemberontak Houthi dan pemerintah Yaman.

Perang selama dua tahun terakhir menghancurkan sistem layanan kesehatan Yaman dan persediaan obat-obatan juga habis dengan cepat.

Salah satu penyebab minimnya pasokan obat-obatan adalah blokade yang dilakukan pasukan koalisi Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman.

PBB sudah berulang kali meminta bantuan keuangan dan aksi politik dari komunitas internasional untuk menghadapi masalah Yaman.

"Kolera sebenarnya bisa dicegah dan diobati sehingga seharusnya tak perlu ada nyawa melayang akibat penyakit ini," kata Jamie, kordinator bantuan kemanusiaan PBB untuk Yaman.

PBB mengatakan, sekitar 17 juta orang di negara itu tak memiliki cukup makanan dan 6,8 juta lagi tingga "selangkah" menuju kelaparan.

Baca: Dalam Tiga Pekan, 23.500 Warga Yaman Terjangkit Kolera

Perang saudara Yaman pecah pada Maret 2015 ketika pemberongtak Houthi dan pendukung mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh melawan pemerintahan Presiden Abdurabbuh Mansur Hadi dan menguasai sebagian besar wilayah negeri itu.

Perang diperparah ketika Koalisi Arab Saudi dengan dukungan AS dan Inggris membantu pemerintahan Presiden Mansur Hadi.

Sementara Iran secara diam-diam mempersenjatai kelompok Houthi. Sehingga Yaman menjadi ajang "proxy war" antara Iran dan Arab Saudi.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com