Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen Australia Geledah Rumah Terduga Mata-mata China di Canberra

Kompas.com - 05/06/2017, 17:25 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com - Para agen Dinas Intelijen Australia (ASIO) menemukan file rahasia pemerintah dari sebuah rumah di Canberra pada Oktober 2015.

Penemuan itu diperoleh ASIO saat mencari bukti untuk memastikan bahwa seorang penghuni rumah tersebut adalah seorang mata-mata China.

Apartemen yang digeledah itu milik seorang wanita yang dijuluki "ratu" di kalangan sosialita Australia-China, Sheri Yan, dan suaminya, Roger Uren, mantan pejabat tinggi dan diplomat Australia.

Baca: China Mengaku Tahan 6 WN Jepang, Terkait Mata-mata?

Berdasarkan hasil investigasi program Four Corners ABC bersama kelompok media Fairfax yang ditayangkan Senin (5/6/2017) malam mengungkapkan, ASIO memang mengincar Sheri Yan yang diduga adalah mata-mata Partai Komunis China.

Dokumen-dokumen rahasia yang ditemukan itu berisi rincian berbagai informasi yang dimiliki negara-negara Barat mengenai operasi intelijen China.

Uren dicurigai telah mengambil dokumen tersebut dari bekas kantornya, Office of National Assessments, sebelum dia meninggalkan lembaga tersebut pada Agustus 2001.

Memindahkan dokumen rahasia biasanya merupakan pelanggaran, tapi sampai saat ini, belum ada tuntutan yang diajukan dalam kasus ini.

Penggeledahan tersebut bertepatan dengan penangkapan Sheri Yan yang dilakukan FBI di New York.

Yan ditangkap karena dituduh menyuap John Ashe, saat menjabat presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Yan telah mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman penjara tahun lalu.

Yan (58) memiliki hubungan baik dengan tokoh-tokoh politik, bisnis dan luar negeri Australia, termasuk politisi senior dari Partai Buruh dan Partai Liberal.

Yan merupakan putri seorang seniman China sekaligus anggota Tentara Pembebasan Rakyat. Yan juga dikenal memiliki koneksi luas di kalangan Partai Komunis China.

Operasi ASIO menambah kemungkinan bahwa Australia, serta tokoh-tokoh PBB telah menjadi subyek target operasi intelijen China.

Kepada Four Corners dan Fairfax Media, Roger Uren mengatakan, ASIO sedang menyelidiki tuduhan bahwa Yan bekerja untuk intelijen China, sebuah tuduhan yang dia sebut sebagai "hanya fantasi".

"Ini mencerminkan psikosis orang yang membuat tuduhan," kata Uren.

Uren menyalahkan AS atas penggeledahan ASIO tersebut. Dia mengatakan, informasi tentang Yan kemungkinan besar berasal dari FBI.

"Ini prasangka AS bahwa semua orang China adalah mata-mata," katanya.

Sumber-sumber pemerintah membantah komentar Uren. ABC mendapatkan informasi bahwa ASIO bertindak berdasarkan laporan intelijennya sendiri.

Ashe terpilih untuk masa jabatan satu tahun sebagai presiden Majelis Umum PBB yang dimulai pada 2013.

Baca: Warga China Dijanjikan Uang Rp 1 Miliar untuk Laporkan Mata-mata Asing

Pada saat yang sama Yan dituduh melakukan pembayaran bulanan sebesar 20.000 dolar kepada Ashe.

Pembayaran dilakukan dengan menggunakan kedok sebuah organisasi non-pemerintah yang dipimpinnya yaitu Global Sustainability Foundation.

Ashe meninggal dunia dalam kecelakaansaat menunggu persidangan, sesaat sebelum Yan dijatuhi hukuman penjara karena menyuap Ashe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com