Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unit Mata-mata AS Siap Menyusup ke Korut

Kompas.com - 09/05/2017, 13:45 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Unit elite mata-mata Amerika Serikat akan menyusup ke Korea Utara (Korut) untuk mengumpulkan data-data intelijen pada rezim nuklir Kim Jong Un.

Pasukan AS Korea (USFK) akan dibentuk pada akhir tahun ini karena ketegangan terus meningkat antara AS dan negara yang tertutup itu.

Operasi itu bertujuan mengumpulkan inteligensi warganya, termasuk informasi tentang rezim nuklir Kim Jong Un, seperti dilaporkan Daily Mirror, Selasa (9/5/2017).

Inteligensi meliputi daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru, serta kecerdasan.

Unit elite mata-mata AS juga sepertinya akan diminta untuk terlibat dalam operasi kontra-spionase melawan Korut.

Batalyon Intelijen ke-524 akan dibentuk pada Oktober mendatang, demikian dilaporkan sebuah surat kabar Angkatan Laut Kedelapan AS.

Selain dengan menggunakan detektif, menyusup ke seberang perbatasan kedua Korea, kegiatan itu juga akan menggunakan informan asli Korut.

Misi kunci batalyon adalah mengumpulkan dan menganalisis inteligensi - manusia Korut.

Hal itu juga dilakukan dengan meminta dukungan pasukan Korea Selatan (Korsel) dan AS lainnya.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada situs berita Korsel, chosun.com, "The USFK mengoperasikan senjata dan peralatan yang besar untuk memantau dan memata-matai Korut”.

“Namun, kemampuan inteligensi manusianya relatif lemah, yang membuat sulit untuk berkumpul dan menganalisis informasi yang akurat tentang Korut,” katanya.

AS mengumpulkan informasi intelijen terkait provokasi-provokasi dan fasilitas militer Korut, demikian surat kabar Dong-A Ilbo. Hal itu termasuk apakah tes nuklir akan segera terjadi lagi.

Namun, satu sumber militer mengatakan, upaya mengumpulkan informasi atau data intelijen melalui penyadapan dan citra satelit memiliki "keterbatasan".

"Potongan teka-teki yang hilang harus dipecahkan melalui akal budi manusia," kata mereka.

Perkembangan terbaru itu muncul tak lama setelah Korut mengatakan telah menahan warga negara AS lainnya kaena “tindakan mencurigakan terhadap negara”.

Kim Hak Song, yang bekerja di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang, ditahan pada Sabtu (6/5/2017), demikian kantor berita KCNA.

"Sebuah institusi terkait di DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea Utara) menahan warga negara AS, Kim Hak Song, 6 Mei di bawah UU DPRK karena tindakannya yang bermusuhan," kata KCNA.

Berita tentang unit elite mata-mata AS datang pada saat ketegangan yang luar biasa tinggi sedang terjadi antara AS dan Korut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com