Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Bagian Victoria Minta Maaf kepada Warga Keturunan China

Kompas.com - 26/05/2017, 11:29 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com - Menteri utama negara bagian Victoria, Australia, Daniel Andrews meminta maaf kepada komunitas China.

Hal ini disampaikan terkait kebijakan rasialis dan perlakuan tidak adil yang dialami nenek moyang mereka di era kejayaan tambang emas di wilayah itu.

Andrews menyampaikan permintaan maaf tersebut pada Kamis (25/05/2017) di hadapan warga etnis China, termasuk para keturunan penambang emas China yang datang ke Australia 160 tahun lalu.

"Tidak ada kata terlambat untuk minta maaf," kata Andrews.

"Kepada setiap warga China di Victoria atas nama Parlemen Victoria, atas nama pemerintahan Victoria, saya mengungkapkan kesedihan terdalam kami dan kami sangat menyesal," ujarnya.

Baca: Urfa Masood, Hakim Muslim Pertama di Victoria, Australia

Pada tahun 1850-an, para migran China diwajibkan membayar 10 poundsterling setiap kali mereka memasuki wilayah negara bagian Victoria.

Adrian Hem, salah satu keturunan migran China tersebut mengatakan, saat itu jumlah uang yang dibebankan itu sangat besar nilainya.

"Jumlahnya sama dengan upah bertahun-tahun di masa tersebut," katanya.

Ia mengatakan mereka yang membayar pajak seringkali harus menanggung utang yang sangat besar.

Untuk menghindari pajak, banyak penambang yang memilih masuk dari kawasan Robe di Australia Selatan.

Dari sana mereka kemudian berjalan ratusan kilometer menuju ladang emas di negara bagian Victoria.

Beberapa di antara mereka meninggal dunia karena kelaparan atau kelelahan. Dan tak sedikit yang mendapat perlakukan rasisme dan pemisahan.

Untuk menandai peringatan 160 tahun perjalanan lintas negara bagian tersebut, sekelompok warga Australia keturunan China berjalan dari Robe menuju Melbourne.

Di akhir perjalanan mereka kemudian bertemu Menteri Utama Daniel Andrews.

Mereka yang berpartisipasi dalam acara "Great Walk" disambut komunitas China di Melbourne yang menampilkan tarian barongsai dan musik.

Premier Andrews kemudian bertemu dengan mereka di Gedung Parlemen. Ia memuji kegigihan para migran asal China, meskipun ada kebijakan yang sulit dan rasis.

"Tindakan tersebut sangat memalukan," katanya.

"Tapi dengan fokus pada kerja keras, keluarga, dan memberikan sesuatu kembali pada warga. Saya rasa tidak ada orang yang memberikan kontribusi lebih besar ... kepada multikultur yang modern, yang kita banggakan dan hargai," tambah dia.

Beberapa di antara warga komunitas China yang hadir terharu dan meneteskan air mata mereka setelah permohonan maaf disampaikan.

Baca: Kisah Polwan Berhijab di Victoria, Australia

Namun, bagi mereka yang melakukan napak tilas perjalanan nenek moyangnya, permintaan maaf tersebut tidaklah terlalu penting. Bagi mereka, yang paling penting adalah sejarah tidak akan terulang kembali.

"Ini membanggakan kami, apa yang nenek moyang kita lakukan," kata Adrian Hem.

"Sejarah adalah guru terhebat. Masa kini mengajarkan kepada kita seperti apa kehebatan yang dimiliki negara ini dan masa depan akan menunjukkan bahwa kita bisa hidup bersama dengan damai."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com