Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: AU Inggris Gelar Operasi "Dambuster"

Kompas.com - 17/05/2017, 21:35 WIB

KOMPAS.com - Pada 17 Mei 1943, Skuadron 617 AU Inggris (RAF) melakukan serangan terhadap sejumlah bendungan milik Jerman dalam sebuah misi yang diberi nama Operasi Chastise.

Operasi ini direncanakan selama berbulan-bulan dengan kru yang dipilih secara seksama dan mendapatkan pelatihan khusus secara rahasia.

Tak hanya para pelakunya yang istimewa, bom yang digunakan dalam operasi ini juga terbilang teknologi baru di zamannya.

Bom yang akan digunakan diciptakan khusus untuk misi ini oleh teknisi pesawat terbang Dr Barnes Wallis.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Dunia II di Eropa Resmi Berakhir

Bom berbentung tong itu dibuat dengan cara khusus sehingga bisa memantul di atas permukaan air untuk melewati pertahanan yang dibangun Jerman di sekitar bendungan-bendungan itu.

Misi ini dimulai pada 16 Mei 1943 malam dengan Skuadron 617 terbang dengan dibagi menjadi tiga formasi.

Formasi pertama terdiri dari atas sembilan pesawat pengebom Lancaster untuk menyerang bendungan Mohne dan Edersee.

Formasi kedua dengan lima pesawat bertugas menyerang bendungan Sorpe. Sementara formasi ketiga menjadi cadangan yang terbang pada 17 Mei dini hari.

Formasi ketiga ini bertugas membantu menghancurkan ketiga bendungan utama atau tiga sasaran yang lebih kecil yaitu Lister, Ennepe, dan Diemel.

Pesawat-pesawat pengebom Inggris yang sudah dimodifikasi itu terbang sangat rendah sekitar 30 meter dari permukaan air, ketinggian minimal untuk menjatuhkan bom dengan aman.

Bendungan Mohne dan Sorpe mengendalikan sekitar 70 persen pasokan air di lembah Ruhr dan dibangun untuk mencegah kekurangan air di musim panas.

Komandan misi Guy Gibson memimpin langsung serangan ke bendungan Mohne. Seorang letnan yang menyaksikan hasil serangan tersebut menggambarkan kondisinya.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Adolf Hitler Bunuh Diri

"Komandan kami menjatuhkan bom di tempat yang tepat tetapi hanya mengakibatkan air menyembur ke udara dengan ketinggian sekitar 90 meter," kata dia.

"Pesawat kedua datang dan menyerang dengan akurasi yang sama, tetapi bendungan itu belum juga jebol," tambah dia.

"Lalu pesawat kami melakukan serangan dan bom yang kami jatuhkan mengakibatkan ledakan besar di bendungan. Tetapi bendungan itu baru hancur setelah satu bom lagi dijatuhkan," ujarnya.

Letnan itu menambahkan, bagian bendungan yang jebol akibat serangan bom itu sebesar lebih dari 45 meter.

Bendungan Eder, yang saat itu adalah bendungan terbesar di Eropa, juga jebol di dua titik.

Akibat serangan ini, dua pusat pembangkit listrik tenaga air hancur dan beberapa lainnya rusak.

Selain itu, 330 juta ton air yang tumpah akibat hancurnya kedua bendungan ini mengakibatkan yang banjir menggenangi kawasan lembah Ruhr dan sejumlah desa di lembah Eder.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Sekutu Bebaskan Kamp Konsentrasi Dachau

Setidaknya 1.600 warga sipil tewas tenggelam terdiri atas 600 warga Jerman dan 1.000 pekerja paksa asal Uni Soviet.

Namun, Jerman dengan cepat melakukan perbaikan meski operasional bendungan-bendungan itu baru kembali normal pada September 1943.

Dalam operasi ini, delapan pesawat pengebom Lancaster jatuh ditembak, 53 personel RAF tewas, dan tiga lainnya menjadi tawanan Jerman.

Salah satu operasi udara paling terkenal dalam Perang Dunia II Operasi ini kemudian diabadikan dalam sebuah film perang produksi 1954.

Meski sangat terkenal dan heroik, secara militer operasi ini bisa dinyatakan gagal. Sebab, skuadron penyerang gagal menghancurkan bendungan Sorpe.

Selain itu, meski dua bendungan besarnya hancur, dampaknya terhadap industri pendukung perang Jerman sangat minim.

Selain itu, pasokan air bersih untuk wilayah lembah Ruhr sudah kembali normal hanya dalam waktu enam pekan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com