Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Adolf Hitler Mengakui Kekalahan Jerman

Kompas.com - 22/04/2017, 15:00 WIB

KOMPAS.com - Hari ini, 22 April 1945, Perang Dunia II sudah mendekati detik-detik terakhirnya, ketika Tentara Merah Rusia secara praktis sudah mengurung Berlin.

Adolf Hitler, yang berlindung di sebuah bunker bawah tanah untuk pertama kalinya, mengakui kekalahan Jerman lalu memutuskan tetap tinggal di Berlin dan bunuh diri.

Pada akhir 1944, Jerman sudah amat terjepit. Pasukan Sekutu yang dimotori Amerika Serikat dan Inggris mulai bergerak dari arah barat menuju Berlin.

Sementara dari timur, pasukan Rusia yang dipimpin Jenderal Georgy Zhukov dan dimotori pasukan Kossack juga bergerak cepat menuju jantung Jerman.

Baca: Pesawat Telepon Bekas Adolf Hitler Terjual Rp 3,3 Miliar

Upaya terakhir Hitler untuk mencari celah saat menggelar serangan di hutan Ardennes, Belgia yang dikenal sebagai "The Battle of Bulge" pada 16 Desember 1944 tak mampu mematahkan gerak maju sekutu.

Melihat tak ada lagi kemungkinan untuk memenangkan perang dan satu-satunya jalan agar bangsa Jerman selamat adalah menyerah tanpa syarat.

Namun, Hitler memberi perintah terakhirnya yaitu menghancurkan infrastruktur industri agar jangan jatuh ke tangan sekutu.

Menteri Persenjataan Albert Speer diberi tugas berat menjalankan kebijakan bumi hangus tersebut, tetapi diam-diam Speer tak menjalankannya.

Pada 20 April 1945, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-56, untuk terakhir kalinya Hitler keluar dari Fuhrerbunker yang dibangun di bawah tanah.

Di taman Gedung Kanselir yang sudah berantakan, dia memberikan penghargaan Salib Besi kepada sejumlah anak-anak anggota organiasi Remaja Hitler yang memerangi Tentara Merah di batas kota Berlin.

Pada 21 April 1945, Batalion Belorusia Ke-1 pimpinan Jenderal Zhukov berhasil menembus garis depan Jerman yang dipertahankan pasukan Batalion Vistula pimpinan Jenderal Gotthard Heinrici.

Dengan cepat, Tentara Merah bergerak ke batas kota Berlin. Meski demikian Hitler belum mau menyerah dan masih berharap pasukan pimpnan Jenderal Felix Steiner bisa menahan gerak maju Rusia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com