Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dan 1.000 Lilin Pun Menyala di Kota Bonn...

Kompas.com - 16/05/2017, 08:47 WIB

BONN, KOMPAS.com - Keprihatinan atas politisasi agama dan semakin melemahnya nilai-nilai toleransi di Indonesia, mendorong warga Indonesia di Bonn, Jerman berkumpul untuk menyuarakan perdamaian di Tanah Air.

Pada Minggu (14/5/2017) di Lapangan Kaiserplatz, Bonn, Nordrhein Westfalen, Jerman, 100-an warga Indonesia berkumpul bersama dalam aksi "1.000 Lilin" untuk mendukung Bhinneka Tunggal Ika.

Mereka menyuarakan keprihatinan bersama atas membesarnya bentuk-bentuk diskriminasi, intoleransi, dan kebencian antar sesama warga negara di Indonesia.

Warga menolak digunakannya sentimen agama dan ras di luar batas etika dan kemanusiaan untuk kemenangan politik sesaat.

Hal itu terjadi dalam proses pemilihan elektoral di Ibu Kota Jakarta, yang berujung perpecahan di negara yang kaya kemajemukan ini.

Tak hanya warga Indonesia, acara juga dihadiri oleh beberapa orang Jerman yang peduli dengan Indonesia.

Para peserta aksi tak ingin kehidupan bersaudara antar agama, suku, ras di Indonesia dikuasai dan didominasi oleh segolongan kelompok mayoritas saja.

Dalam pernyataan sikapnya, warga menyatakan keprihatinan atas perilaku elite, politisi, partai politik, dan pemimpin agama.

Para peserta aksi menganggap pihak-pihak itu telah mengutamakan kepentingan kekuasaan daripada kesatuan dan persatuan negara, sehingga berbuntut perpecahan.

Bagi para peserta aksi, keputusan pengadilan dalam kasus pidana Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah preseden buruk bagi peradilan Indonesia.

Menurut mereka, goyahnya independensi pengadilan tak lain adalah akibat tekanan massa dan kepentingan politik golongan.

Beberapa peserta aksi mengharapkan proses pengadilan banding yang akan dijalani Ahok akan lebih mengutamakan keadilan.

Sebelumnya, Ahok divonis dua tahun penjara atas kasus penistaan agama. Pasal yang digunakan untuk Ahok ini banyak dikritisi dunia internasional.

Cahaya lilin dianggap menjadi simbol penerang dalam kegelapan yang memburamkan akal sehat.

Doa-doa dari berbagai keyakinan dipanjatkan. Di antaranya berupa: permohonan agar kebhinnekaan di Tanah Air tetap terpelihara, Indonesia rukun dan damai.

Dalam doa itu juga tersisip pesan, agar kaum dewasa mampu mendidik generasi anak-anak kini membangun toleransi yang besar terhadap perbedaan suku, agama, dan ras.

Sebagian besar dari mereka mengenakan pakaian yang didominasi warna gelap, sebagai ungkapan berkabung.

Pekik merdeka berkumandang berulang kali. Sementara lagu-lagu patriotik dengan semangat dikumandangkan bersama.

Ekspresi semangat dan optimisme menyeruak di wajah peserta aksi yang lantang menyanyikan Indonesia Raya, Garuda Pancasila, hingga Berkibarlah Benderaku serta lagu-lagu lainnya.

Selain momentum yang bersamaan dengan aksi-aksi 1.000 lilin serupa di seluruh dunia, aksi di Bonn juga digelar bertepatan dengan peringatan Hari Ibu di Jerman.

Anak-anak muda yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) juga tampak hadir.

Saat lagu Tanah Air Beta dikumandangkan, tampak keharuan menyeruak, di mana beberapa peserta aksi mulai menyeka air mata.

Namun ketika lagu Bendera dari grup warna Cokelat dinyanyikan, beberapa anak muda tampak kembali semangat menghentak kaki dan mengepal tangan.

Beberapa anak muda dalam aksi ini mengaku tak rela Tanah Air mereka terpecah akibat kepentingan kelompok.

Warga masyarakat yang berhimpun dalam aksi 1000 lilin di Bonn ini, bukan hanya dihadiri warga Kota Bonn, namun juga dari berbagai kota-kota lain, seperti Düsseldorf, Aachen, dan Dresden.

Bahkan beberapa orang yang berdomisili di Indonesia, namun tengah menjalani kegiatan di kota Bonn, juga menyempatkan diri ambil bagian dalam aksi ini.

Aksi berakhir, para peserta aksi segera membereskan lilin-lilin yang telah dipakai. Mereka segera bergotong royong membereskan dan membersihkan arena aksi.

Lelehan lilin yang sempat menetes dikikis hingga kembali bersih, agar tak ada orang tergelincir keesokan harinya.

Baca: Bebas, Bebaskan Ahok, Bebaskan Ahok Sekarang Juga...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com