Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Para Serdadu soal Pelanggaran HAM Israel di Palestina

Kompas.com - 26/04/2017, 08:30 WIB

KOMPAS.com - Israel kerap mengklaim militernya adalah yang paling bermoral di seluruh dunia.

Namun kesaksian sejumlah serdadu membuktikan sebaliknya. Testimoni berikut diambil secara anonim tanpa menyebutkan identitas.

Hampir semua pelanggaran yang dicatat oleh organisasi Breaking the Silence tidak pernah menyentuh meja pengadilan.

Seorang serdadu berpangkat sersan berkisah, ketika baru ditempatkan dalam unit patroli di Tepi Barat, ia mendapat arahan dari seorang komandan berpangkat Mayor Jenderal.

"Pangkatmu tidak ditentukan oleh seberapa banyak orang yang kamu tangkap, tetapi seberapa banyak kau membunuh," demikian kata di Mayjen.

Menurut serdadu itu, hampir semua perwira tinggi di militer Israel meniti karir dengan cara serupa.

Lalu, seorang Kapten dilaporkan mengikat seorang lelaki Palestina di kap mesin mobil, demi mencegah warga melemparkan batu ke arah konvoi tentara di sebuah desa di Bethlehem.

Kesaksian tersebut dibuat oleh seorang serdadu berpangkat Letnan.

Kapten yang sama juga diklaim pernah memancing amarah warga Desa Takoa di Tepi Barat, agar bisa menembaki kaki anak-anak dan remaja Palestina yang melempar batu.

Selanjutnya, ada pula seorang Sersan di Brigade Nahal yang mengaku mendapati seorang bocah perempuan Palestina dengan luka lebar di kepala.

Ia dilempar batu oleh bocah Israel di desanya di Hebron. Menurut dia, bocah di permukiman Yahudi justru mendapat pujian oleh orangtuanya, jika melukai warga Palestina.

Tindak kriminal semacam itu jarang ditindaklanjuti oleh kepolisian dan cenderung dilindungi oleh pihak militer.

Pada pertengahan 2014, militer Israel mendapat informasi pertemuan petinggi Hamas di sebuah rumah bertingkat di Khirbet Khuza’a, Jalur Gaza.

Ketika pasukan pengintai mengkonfirmasikan target, angkatan udara Israel langsung menghancurkan gedung tersebut dengan bom.

Warga sipil yang berada di dalam gedung cuma diberi waktu "satu menit" untuk melarikan diri. Tentu, tidak ada yang selamat dalam serangan tersebut.

Belum lagi kesaksian seorang Sersan di Brigade Givati. Dia bercerita tentang operasi penggerebekan sebuah rumah di Jalur Gaza.

Ketika pintu rumah tidak dibuka, mereka lalu memasang bom jenis fox di gagang pintu.

Bom pun meledak ketika penghuninya yang adalah seorang ibu baru hendak membuka pintu.

Anak-anak melihat bagaimana tubuh ibunya berceceran di tembok rumah.

Insiden tersebut kemudian dianggap sebagai lelucon oleh seorang serdadu.

Kemudian, ada pula momen saat militer Israel kerap memblokade pemukiman Palestina untuk alasan keamanan.

Namun seorang serdadu berpangkat Letnan berkisah tentang bagaimana komandannya memblokade desa di dekat Qalqilya, Tepi Barat, cuma karena merasa bosan.

"Tinggal kurung mereka. Anda menghancurkan mereka secara mental dan fisik. Mereka tidak bisa keluar dan tidak bisa bekerja," tutur dia mengutip ocehan sang komandan.

Setiap kali Hamas meluncurkan roket Qassam, militer Israel akan merangsek ke permukiman Palestina di Jalur Gaza dengan buldoser.

Mereka bertugas menggusur rumah penduduk tak berdosa untuk membuka zona pengaman.

Adalah serdadu berpangkat rendah seperti Letnan yang memutuskan rumah siapa yang harus dirobohkan. Penghuninya diusir tanpa uang ganti rugi.

Lalu, sebuah operasi pembunuhan terhadap target teroris yang dilakoni pasukan elite Israel, Unit Shaldag, di Jalur Gaza berujung petaka.

Seorang serdadu berkisah mereka menembaki mobil yang salah dan membunuh tiga orang warga sipil Palestina.

Militer Israel kemudian mengklaim operasi tersebut berhasil. Keesokan harinya media melaporkan tentara berhasil membunuh tiga teroris.

Seorang sersan berkisah tentang seorang komandan di Batalyon 35 yang berpatroli di sebuah pasar di Hebron.

Dia mendatangi seorang pedagang renta, menyeretnya ke halaman belakang dan memukulinya hingga babak belur.

Sersan yang sama bercerita tentang serdadu lain yang ditugaskan menggeledah sebuah rumah, memotret penghuni perempuan saat sedang telanjang.

Baca: Trump dan Abbas Ingin Teguhkan Komitmen soal Israel-Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com