Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan di Inggris yang Tidur dengan Pria Lain Agar Bisa Rujuk

Kompas.com - 06/04/2017, 05:24 WIB

KOMPAS.com - Sebuah investigasi yang digelar BBC mengungkap keberadaan sejumlah biro jasa dalam jaringan, yang menyediakan pria bagi perempuan Muslim yang sudah ditalak tiga dan ingin rujuk dengan suaminya.

Jasa ini pun meminta bayaran dengan jumlah yang relatif sangat mahal. 

Kaum perempuan ini mengeluarkan uang untuk menikah dan berhubungan seks dengan orang tak dikenal, lalu menceraikannya, agar mereka bisa kembali pada suami pertamanya.

Salah satunya adalah Farah, bukan nama sebenarnya.

Dia bertemu dengan suaminya setelah diperkenalkan oleh seorang sahabat keluarganya saat ia berusia 20-an tahun.

Tak lama setelah menikah, mereka pun dikaruniai anak, tapi kemudian Farah mulai mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

"Pertama kali ia bersikap kasar dalam percekcokan soal uang," ujar Farah mengatakan kepada BBC Asian Network dan Victoria Derbyshire Program.

"Ia menyeret saya dengan menjambak rambut saya menyusuri dua kamar dan mencoba melemparkan saya keluar rumah. Ada saat-saat ia bisa jadi seperti gila," tutur Farah.

Meski mendapat perlakuan kejam, Farah tetap berharap akan terjadinya perubahan. Namun, perilaku suaminya semakin menjadi, bahkan ia 'menceraikan' Farah lewat pesan pendek SMS.

"Saat itu saya sedang berada di rumah bersama anak-anak dan ia tengah bekerja. Kami bertengkar hebat, hingga akhirnya ia mengirimkan pesan yang berisi, 'talak, talak, talak'."

Talak tiga, yakni saat di mana seorang pria menceraikan istrinya dengan ucapan lisan sebanyak tiga kali berturut-turut, adalah sebuah praktik di kalangan umat Islam untuk mengakhiri pernikahan secara seketika.

Praktik ini masih terjadi, walaupun sudah dilarang di sebagian besar negara-negara Muslim.

Mustahil pula untuk mengetahui persis berapa banyak perempuan yang "bercerai" dengan cara seperti ini di Inggris.

"Saya menelepon ayah saya, untuk menceritakan yang terjadi," jelas Farah.

"Ayah saya seperti mengatakan, 'pernikahanmu sudah berakhir, kamu sudah tidak bisa kembali padanya'.'"

Farah mengatakan ia "benar-benar bingung," namun ia rela untuk kembali kepada mantan suaminya karena baginya ia adalah "cinta dalam hidupnya".

Ia mengatakan, mantan suaminya juga menyesal telah menceraikannya.

Akhirnya Farah mencari praktik kontroversial yang dikenal sebagai halala, yang diterima oleh sebagian kalangan Islam yang menganut konsep talak tiga.

Mereka meyakini bahwa halala adalah satu-satunya cara bagi pasangan yang telah bercerai dan ingin rujuk agar bisa menikah kembali dengan pasangan sebelumnya.

Praktik halala mengharuskan perempuan menikah dengan orang lain, melakukan hubungan seksual dan kemudian bercerai -setelah itu ia bisa menikah lagi dengan suami pertamanya.

Namun, para perempuan yang menggunakan layanan halala ini berisiko dieksploitasi secara finansial, diperas, dan bahkan mengalami pelecehan seksual.

Ini adalah sebuah praktik yang sangat ditentang oleh sebagian besar Muslim dan dianggap merupakan kesalahpahaman sebagian kalangan tentang konsep perceraian dalam hukum Islam.

Namun, ternyata ada sejumlah biro jasa online yang menawarkan jasa halala, menarik dana ribuan poundsterling atau puluhan juta rupiah dari para perempuan yang terpaksa menempuh pernikahan temporer itu.

Putus asa

Seorang pria yang mengiklankan layanan halala di Facebook, mengatakan kepada wartawan BBC yang menyamar sebagai seorang perempuan Muslim yang sudah bercerai, bahwa dia harus membayar £2.500 (atau sekitar Rp41 juta).

Dia pun harus berhubungan seks dengannya agar pernikahan itu 'lengkap,' dan kemudian ia bisa menceraikannya.

Pria itu juga mengatakan ada beberapa laki-laki yang bekerja dengannya, yang menurut dia pernah sempat menolak untuk menceraikan seorang perempuan setelah layanan halala berakhir.

Tak ada hal yang menunjukkan bahwa pria itu melakukan hal ilegal.

BBC menghubunginya setelah pertemuan itu -namun kemudian ia menyangkal semua tuduhan yang diarahkan terhadapnya.

Dia mengaku tidak pernah melakukan atau terlibat dalam pernikahan halala dan akun Facebook yang ia buat semata-mata sekadar untuk lucu-lucuan, dan sebagai bagian dari eksperimen sosial.

Dalam keadaan putus asa untuk bisa bersatu kembali dengan suaminya, Farah mulai mencoba untuk menemukan lelaki yang bersedia untuk melaksanakan pernikahan halala dengannya.

"Saya tahu sejumlah perempuan yang sudah melakukannya tanpa sepengetahuan keluarganya dan disalahgunakan oleh pria-pria itu selama berbulan-bulan," katanya.

"Mereka pergi ke masjid, ada sebuah ruangan yang dirancang sebagai tempat melakukan pernikahan, dan imam atau siapapun yang menawarkan layanan ini, tidur dengan perempuan itu dan mengizinkan pria lain untuk tidur dengan dia juga."

Namun Dewan Syariah Islam di London Timur, yang menangani berbagai permasalahan perempuan terkait perceraian, mengecam keras pernikahan halala ini.

"Ini merupakan pernikahan palsu, ini adalah cara meraup keuntungan dan memanfaatkan perempuan yang rapuh," kata Khola Hasan dari organisasi Dewan Syariah.

"Hal ini haram dan dilarang. Rasanya tidak ada lagi kata-kata yang paling tegas yang bisa saya katakan. Ada berbagai pilihan lain, seperti mendapatkan bantuan atau konseling," kata dia.

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun melakukan hal itu. Anda tidak perlu halala, apa pun situasinya," ujar dia.

Farah akhirnya memutuskan untuk tidak rujuk dengan suaminya, dan menghindari risiko yang dihadapi dalam perkawinan halala ini.

Namun dia memperingatkan ada perempuan lain di luar sana, yang bernasib sama, dan menginginkan jalan keluar.

"Kecuali jika Anda berada dalam situasi diceraikan dan merasakan sakit hati yang saya rasakan, tak ada seorang pun yang akan bisa memahami putus asa yang dirasakan oleh para perempuan itu."

"Jika Anda bertanya kepada saya sekarang, dalam keadaan waras, saya tidak akan pernah melakukannya. Saya tidak akan tidur dengan seseorang lelaki asing agar bisa kembali pada seorang pria."

"Tapi pada waktu itu, saya begitu putus asa ingin bersatu kembali dengan mantan pasangan saya, dan siap melakukan cara atau langkah apa pun," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com