Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamboja Bekukan Praktik Ekspor Susu Manusia ke AS

Kompas.com - 20/03/2017, 19:03 WIB

ASI tersebut dikumpulkan di Kamboja, dibekukan, dan kemudian dikirim ke AS.

Di AS, produk tersebut di-pasteurisasi, sebelum dijual seharga 20 dollar AS atau kira-kira Rp 270 ribu, untuk satu pak berukuran 147ml. 

Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir.

Selain itu proses ini adalah untuk memperlambatkan pertumbuhan mikroba pada makanan.

Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis.

Dibekukan

Kini usaha ekspor tersebut terganggu. Aparat Bea dan Cukai Kamboja mengonfirmasi pembekuan bisnis itu, Senin (20/3/2017).

"Kami sudah meminta kepada pihak perusahaan untuk mencari ijin dari Kementerian Kesehatan," kata Kun Nhem, Direktur Jenderal Bea Cukai Kamboja.

"Sebab, barang yang mereka perdagangkan berasal dari organ manusia, sehingga produk itu membutuhkan ijin dari Kemenkes. Mereka belum memiliki ijin tersebut," kata Nhem.

Nhem mengatakan, Pemerintah Kamboja pun telah berencana untuk menyusun regulasi khusus tentang produk ini.

"Sebab produk ini agak sensitif," kata dia lagi.

Hingga saat ini, Kamboja masih dikenal sebagai salah satu negara miskin di Asia.

Rata-rata pendapatan tahunan per orang di negara itu hanya 1.160 dollar AS, atau kira-kira Rp 15,5 juta.

Terkait kabar ini, pihak Ambrosia Labs tidak memberikan tanggapan atas permintaan wawancara.

Namun dalam sebuah wawancara dengan seorang wartawan Vice.com yang bertugas di Kamboja pekan lalu, co-founder perusahaan itu Bronzson Woods, mengaku akan mempertahankan bisnis ini.

Dia mengaku mendapatkan ide bisnis tersebut ketika bertugas di Kamboja, sebagai misionaris untuk Gereja Mormon.

Menurut dia, bisnis ini mendorong para ibu menyusui untuk terus menyusui dan memproduksi ASI, demi mendapatkan penghasilan yang stabil.

Dalam sebuah video yang diunggah ke jejaring Youtube, dengan akun "Khun Meada", seorang lelaki barat mengidentifikasi diri sebagai "ayah" Bronzson Woods, meminta Pemerintah Kamboja meninjau kebijakan pembekuan itu.

Kementerian Kesehatan Kamboja belum memberikan tanggapan atas permintaan wawancara yang telah diajukan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com