Sementara itu, Francois Fillon, kandidat partai Republik berhaluan konservatif terpuruk setelah rentetan skandal yang mengguncangnya.
Fillon sempat menjadi favorit kuat untuk maju ke putaran dua dan mengalahkan Le Pen.
Namun, kampanyenya menjadi kacau setelah sebuah harian di Perancis menudingnya membayar istrinya, Penelope Fillon, hingga setengah juta Euro untuk melakukan pekerjaan fiktif.
Fillon saat ini sedang menjalani investigasi oleh otoritas hukum Perancis.
Terpuruknya Hamon dan blunder Fillon membuka jalan bagi Macron.
Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Ekonomi di kabinet Hollande ini dijuluki sebagai “rising star”di kancah politik Perancis.
Mantan bankir ini sebelumnya sama sekali tidak diperhitungkan untuk menang. Namun, kharismanya telah menyihir rakyat Perancis hingga selalu memenuhi arena kampanyenya.
Macron yang menyebut diri sebagai politisi generasi baru berhaluan moderat ini membentuk gerakan politik bernama En Marche.
En Marche kemudian menjelma menjadi partai politik.
Jika terpilih, Macron yang merupakan anak asuh politik didikan Presiden Hollande, akan menjadi Presiden termuda dalam sejarah Perancis.
Macron dilahirkan pada 21 Desember 1977 dan kini baru menginjak usia 39 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.