Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Teroris ISIS Gunakan Senjata Kimia di Mosul?

Kompas.com - 11/03/2017, 14:08 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com  - Tak ada bukti yang menunjukkan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan senjata kimia dalam sebuah serangan di Mosul, Irak.

Pernyataan ini diungkapkan Duta Besar Irak untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Mohamed Alhakim, di New York, Jumat (10/3/2017) waktu setempat.

Mohamed Alhakim berbicara kepada wartawan menjelang pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, terkait dugaan penggunaan senjata kimia tersebut.

Sesi ini merupakan kelanjutan dari apa yang disampaikan Alhakim kepada pejabat di Baghdad dan informasi kepada Kepala Perlucutan PBB Kim Won-soo terkait minimnya bukti awal.

Dugaan itu muncul dalam serangan yang terjadi pekan lalu di sebelah timur Mosul. Di kawasan yang telah dinyatakan dikuasai penuh oleh pasukan Irak pada Januari lalu.

Serangan tersebut terjadi di perkampungan yang berada di pinggiran Sungai Tigris, yang memisahkan kota itu menjadi dua.

Sejumlah dokter di unit gawat darurat pada rumah sakit terdekat di Kota Irbil mengaku menerima sejumlah pasien dalam kondisi seperti terkena senjata kimia, Kamis lalu.

Namun Alhakim mengatakan, "sungguh tak ada bukti yang kuat bahwa teroris ISIS menggunakan senjata kimia."

Jika ada penggunaan senjata macam itu, kata dia, maka akan ada korban dan sisa-sisa material yang tertinggal di lokasi tersebut.

"Tapi kami tak menemukan apa pun dari operasi yang digelar di Mosul, hasil itulah yang kami peroleh," tegasnya.

Kendati demikian, setelah sesi konsultasi selesai, Dubes Inggris untuk PBB Matthew Rycroft, yang kini menjabat sebagai Presiden DK PBB, menegaskan, investigasi atas apa yang terjadi di Irak belum rampung.

"Kami masih menaruh perhatian atas laporan yang menyebutkan adanya kemungkinan ISIS menggunakan senjata kimia," kata dia.

"Dan, kami mengharapkan ada hasil dari pemeriksaan yang dilakukan pemerintah Irak terkait tuduhan tersebut," tegas Rycroft.

Rycroft juga mengatakan, Kim sudah menyampaikan kepada dewan, seperti yang diungkapkan Alhakim.

"Tapi tetap, saya tak berpikir bahwa pernyataan itu menjadi akhir dari proses investigasi ini," kata dia lagi.

Koordinator Kemanusiaan PBB di Irak Lisa Grande pun sebelumnya telah memberi peringatan tentang dugaan penggunaan senjata kimia di Mosul.

Jika tuduhan itu terbukti, maka hal itu akan menjadi sebuah kejahatan perang serta pelanggaran berat atas hukum internasional mengenai kemanusiaan. 

Alhakim menyebutkan, organisasi untuk pelarangan senjata kimia, serta kelompok pemantau internasional, mengirimkan surat kepada Irak.

Dalam surat itu disebutkan mengenai kesiapan lembaga itu untuk datang dan memberikan bantuan jika ternyata ada indikasi penggunaan senjata kimia.

Teroris ISIS setidaknya telah 52 kali menggunakan senjata kimia dalam serangkaian aksi mereka.

Data itu terungkap dalam sebuah laporan yang dipublikasikan akhir tahun lalu oleh lembaga pemantau konflik, IHS.  IHS adalah lembaga riset dan intelijen yang berkedudukan di London.

Laporan itu menyebutkan, setidaknya 19 dari 52 serangan itu terjadi di Mosul dan sekitarnya.

Pasukan Irak dan AS dalam koalisi pun telah berulang kali mengungkapkan kecemasan mengenai serangan senjata kimia dari kelompok teroris itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com