Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2017, 19:14 WIB
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Penulis

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz (81), dijadwalkan tiba di Jakarta pada Rabu (1/3/2017).

Tokoh ini naik takhta pada 23 Januari 2015, menggantikan kakak tirinya, almarhum Raja Abdullah bin Abdulaziz.

Salman merupakan raja ketujuh dalam Dinasti Al-Suud (Al-Saud) III yang juga dikenal dengan negara modern Arab Saudi yang diproklamasikan oleh Raja Abdulaziz ibnu Saud pada 22 September 1932.

Saat itu, seluruh wilayah Jazeera al-Arab bersatu setelah ditaklukkannya Dinasti Al-Rashid di Najed (Arab Saudi bagian tengah yang terdapat kota Riyadh) serta Dinasti Sharif al-Hussein di wilayah Hejaz (wilayah Arab Saudi bagian barat yang terdapat kota Mekkah serta Madinah).

Sebelum Salman, pemimpin Arab Saudi adalah Raja Abdulaziz (1932-1953) yang digantikan putra-putranya.

Mereka adalah Raja Al-Saud bin Abdulaziz (1953-1964), Raja Faisal bin Abdulaziz (1964-1975), Raja Khaled bin Abdulaziz (1975-1982), Raja Fahd bin Abdulaziz (1982-2005), dan Raja Abdullah bin Abdulaziz (2005-2015).

Arab Saudi yang menganut sistem monarki mutlak memang menerapkan proses suksesi cukup unik.

Peralihan kekuasaan tidak terjadi dari orangtua ke anak, seperti di negara monarki umumnya, tetapi terjadi di antara sesama saudara.

Sesungguhnya tidak ada wasiat atau kesepakatan tertulis di lingkungan keluarga bahwa proses suksesi kekuasaan harus bergilir dari saudara ke saudara yang lain.

Proses itu terjadi akibat situasi politik yang ditimbulkan oleh intrik ataupun persaingan dalam lingkungan keluarga putra-putra Raja Abdulaziz.

Kelompok di lingkungan keluarga Raja Abdulaziz yang paling berpengaruh dikenal dengan klan "Tujuh al-Sudairi". Raja Salman berasal dari klan tersebut.

Persaingan sengit

Ketika wafat pada 9 November 1953, Raja Abdulaziz langsung digantikan oleh putranya, Pangeran Al-Saud yang menjabat putra mahkota.

Tidak lama setelah itu, Raja Al-Saud terlibat persaingan sengit dengan perdana menteri Pangeran Faisal.

Raja Al-Saud ingin mendepak Pangeran Faisal dari posisi putra mahkota serta perdana menteri, dan digantikan dengan salah seorang putranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com