Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi "Trump Bukan Presiden Kami", 10.000 Warga New York Turun ke Jalan

Kompas.com - 21/02/2017, 06:45 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Sekitar 10.000 orang peserta aksi unjuk rasa anti-Trump memenuhi jalan di Kota New York, Amerika Serikat, Senin waktu setempat.

Mereka menggelar aksi sambil terus meneriakkan yel-yel, "not my president!" .

Aksi di New York ini merupakan bagian dari unjuk rasa serempak yang digelar di sejumlah kota di AS, dalam konteks "Hari Presiden".

Kelompok Anti-Trump mengambil kesempatan yang merupakan hari libur publik untuk menggelar demonstrasi melawan Presiden AS.

Selain di New York, warga pun mengggelar unjuk rasa di sejumlah kota, termasuk Los Angeles, Chicago, Atlanta, dan Washington.

Di jalan-jalan Kota New York yang menjadi "kandang" bagi Trump, pengunjuk rasa dari beragam usia dan latar belakang berkumpul di Columbus Circle.

Mereka berkumpul tepat di depan Trump International Hotel, dekat Central Park. Di sana mereka mulai menyuarakan penolakan terhadap Trump.

Aksi unjuk rasa pun semakin meriah, dengan semakin banyaknya peserta aksi yang datang. Polisi memperkirakan ada 10.000 orang yang turun ke jalan saat ini. 

Salah satu pendemo, seorang pensiunan psikoterapis, Rima Strauss, terlihat menggunakan jaket denim dengan kancing bertuliskan "Not my president".

Sementara, pengunjuk rasa yang lain mengangkat poster bergambar Presiden Rusia Vladimir Putin menggendong bayi berwajah Trump lengkap dengan popoknya. 

"Dia telah menyakiti bangsa kami. Kami akan kehilangan bangsa ini jika kami tidak melakukan sesuatu," ungkap Strauss, seperti dikutip AFP.

"Trump tidak akan mendengarkan kami, tapi jika orang-orang bisa macam kami turun ke jalan, mungkin kami bisa mewujudkan sebuah revolusi melawan Trump, semoga,"  kata dia.

Qamar Khan, seorang pemuda berusia 26 tahun, yang adalah mahasiswa fakultas kedokteran asal Pakistan, mengaku, sebagai Muslim dia ingin menyuarakan ketidaksetujuannya dengan Trump.

"Kami Muslim. Kami ingin menyebarkan pesan damai dan kasih, itulah Islam yang sebenarnya," kata Khan.

"Saya tunduk kepada Presiden Trump sebagai Presiden AS, tapi saya tidak bisa setuju dengan kebijakannya," sambung dia. 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com