Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Chen Bromokusumo
Budayawan

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan

Serba Serbi Tahun Baru Imlek

Kompas.com - 27/01/2017, 15:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Sejauh yang saya ingat, keluarga kami merayakan Tahun Baru Imlek sampai saat ini, masih banyak yang berpendapat bahwa perayaan Tahun Baru Imlek adalah milik agama Khong Hu Cu atau agama Buddha atau Sam Kau (tiga ajaran: Tao, Khong Hu Cu dan Buddhisme, lazim juga disebut Tri Dharma).

Kini mayoritas etnis Tionghoa di Indonesia adalah Nasrani (Katholik ataupun Protestan) dan sebagian lagi Muslim. Banyak di antara kaum Tionghoa yang Nasrani ataupun Muslim berpendapat sudah “tidak boleh” merayakan Tahun Baru Imlek.

Dalam beberapa kasus malah ada yang berpendapat bahwa perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan penyembahan berhala karena banyaknya legenda, asal usul, cerita di balik tiap-tiap tradisi dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.

Semua pendapat dan keyakinan sah-sah saja karena merupakan koridor dan domain pribadi yang paling pribadi, yang siapapun tidak berhak menggugatnya.

Namun sungguh disayangkan jika ada di sana sini yang mencerca bahwa perayaan Tahun Baru Imlek begini atau begitu. Menurut pemahaman dan keyakinan saya, perayaan Tahun Baru Imlek lepas dari urusan agama atau keimanan apapun.

Untuk saya dan keluarga, perayaan Tahun Baru Imlek adalah bagian dari budaya Tionghoa, yang kami dengan sadar ingin memeliharanya dan meneruskannya ke anak-anak dan keturunan kami.

Kepada semua yang merayakannya, kami mengucapkan:

Selamat Tahun Baru Imlek 2017

Sin Cun Kiong Hi

Xin Nian Kuai Le

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com