Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Chen Bromokusumo
Budayawan

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan

Serba Serbi Tahun Baru Imlek

Kompas.com - 27/01/2017, 15:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Di media-media, baik cetak (koran, majalah, tabloid, dsb) dan elektronik mulai bernuansa merah sejak akhir minggu pertama Januari. Banyak penawaran diskon segala jenis barang, dari fashion, peralatan rumah tangga, elektronik, kendaraan dan lainnya.

Di sana sini terlihat tulisan “Gong Xi Fat Choi”, “Gong Xi Fat Chai”, “Gong Xi Fa Choi”, “Gong Xi Fa Cai”, “Happy Chinese Year”, dan sebagainya. Sebagian besar ucapan di media itu salah kaprah yang ngawur.

Ucapan Gong Xi Fa Cai (baca: kung si fa jai) secara harafiah berarti: “semoga anda kaya”, “wishing you a lot of fortune”.

Entah sejak kapan ucapan ini populer di Indonesia. Ucapan Gong Xi Fa Cai lebih populer di Hong Kong yang diucapkan di sana Kung Hei Fat Choi, yang merupakan bunyi “gong xi fa cai” dalam dialek Cantonese.

Di Indonesia kemudian sepertinya latah jadilah salah kaprah tubruk sana sini menjadi: “gong xi fat choi” atau “gong xi fa choi”.

Sebenarnya untuk menghindari kesalahan penulisan yang fatal, lebih baik menulis aksara kanjinya, jelas pasti benar dan terhindar dari kesalahan yang tidak perlu. Perhatikan saja, di mana-mana lebih banyak penulisan yang salah kaprah kacau balau. Di billboard, majalah, tabloid, kartu ucapan, koran-koran, televisi, dsb.

Ketika saya kecil tidak pernah terdengar ucapan “gong xi fa cai” seperti beberapa tahun belakangan ini. Di masa saya kecil itu, lebih sering terdengar ucapan: “kionghi, kionghi” atau “sin cun kiong hi” dan sesekali “thiam hok, thiam siu”.

Malahan di masa saya kecil, saya mengucapkannya: “tionghi, tionghi”, karena belum paham dan hanya mendengar orangtua yang mengucapkannya di antara teman-teman mereka. (Kesalahan yang sama seperti lagu Garuda Pancasila, “pribang-pribangsaku”, padahal seharusnya “pribadi bangsaku”).

“Kionghi” (gong xi), “sin cun kiong hi” (xin chung gong xi), “thiam hok thiam siu” (tian fu tian shou) semuanya berasal dari dialek Hokkian.

Dialek Hokkian sendiri pengaruhnya paling kuat di Indonesia dibandingkan dialek-dialek dari tempat lain seperti Tiociu, Hakka (Khek), Hokcia, dsb.

Mungkin lama-lama dirasa ucapan “sin cun kiong hi” (happy spring festival) kurang pas di Indonesia dan negara-negara yang tidak ada empat musim, ucapannya bergeser menjadi “gong xi fa cai”, atau mungkin tanpa disadari, bahwa standard dan ukuran sukses adalah materi, pelan-pelan ucapan “gong xi fa cai” lebih disukai.

Atau bisa jadi “terdengar dan terlihat lebih keren” dibandingkan “sin cun kiong hi”.

Sementara “thiam hok, thiam siu” dulu saja waktu saya kecil seingat saya tidak begitu sering terdengar, apalagi sekarang. Terjemahan bebasnya kurang lebih berarti banyak keberuntungan dan panjang umur.

Ucapan yang paling sederhana sebenarnya Xin Nian Kuai Le (baca: sin nien guai le) dan ini yang paling banyak terdengar di China, sering disingkat menjadi Xin Nian Hao (baca: sin nien hau), sesederhana ucapan: “happy new year” atau “selamat tahun baru”.

Tahun Baru Imlek Perayaan Agama atau Budaya?

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com