Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Dilakukan Para Presiden AS Saat Mereka Pensiun?

Kompas.com - 21/01/2017, 13:19 WIB

Setelah hanya 32 hari berkuasa, dia dikatakan meninggal karena pneumonia setelah terserang pilek.

Sementara itu, cerita yang berkembang menyebutkan, ia terserang pneumonia atau radang paru-paru, saat memberikan pidato yang berlangsung dalam cuaca buruk, kendati tak banyak bukti kuat yang mendukung teori ini.

Grover Cleveland (1885-1889 dan 1893-1897)

Grover Cleveland adalah satu-satunya dalam sejarah AS yang menjalani jabatan sebagai presiden, lalu turun, dan kembali menjabat beberapa tahun kemudian.

Inilah sebabnya, kendati Barack Obama adalah presiden ke-44, hanya ada 42 dan bukan 43 presiden yang menjadi pendahulunya. 

Theodore Roosevelt (1901-1909)

Theodore Roosevelt mencoba untuk menjadi presiden untuk ketiga kalinya pada 1912, tetapi kalah dari Woodrow Wilson.

Dia bisa melakukan itu sebab sebelum 1951 tidak ada batasan soal jumlah masa jabatan seorang presiden AS.

Setelah kegagalan itu, ia mengajak anaknya, Kermit, untuk menjelajahi Sungai Doubt di Brasil.

Diserang malaria dan mengalami cedera kaki di lingkungan yang tidak bersahabat, perjalanan itu hampir membunuhnya.

Banyak warga AS tidak percaya bahwa ia berhasil melayari sungai dalam keadaan terluka dan sakit.

Richard Nixon (1969-1974)

Skandal Watergate memaksa politikus Partai Republik, Richard Nixon, mengundurkan diri dari jabatan presiden. Namun, pemerintahannya berusaha menutup-nutupi kasus ini.

Dalam skandal Watergate para operator Partai Republik menyusup ke kongres nasional Partai Demokrat dan melakukan penyadapan terhadap lawan-lawan politik Nixon.

Nixon menghadapi masalah kesehatan dan keuangan setelah kejatuhannya, tetapi kemudian berhasil menjual memoarnya, melakukan wawancara yang dibayar mahal dan kembali ke panggung dunia.

Jimmy Carter (1977-1981)

Jimmy Carter sering ditampilkan sebagai contoh terbaik dari apa yang harus dilakukan setelah masa jabatan sebagai presiden AS berakhir.

Dia, yang kebijakan luar negerinya mencemari masa kepresidenannya, sejak tak lagi menjabat aktif bekerja untuk kemanusiaan, terlibat dalam diplomasi internasional, dan menulis sejumlah buku.

Pada 2002, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian dan pada usia 92 tahun dia masih terlibat dalam proyek-proyek amal seperti membangun rumah untuk orang-orang yang kurang beruntung.

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com