Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Kebakaran Lahan, 80.000 Warga Israel Mengungsi

Kompas.com - 25/11/2016, 17:01 WIB

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sekitar 80.000 warga Israel diungsikan akibat kebakaran lahan hebat yang melanda Haifa, kota terbesar ketiga negeri itu.

Kebakaran lahan yang terjadi sejak tiga hari lalu itu juga mengancam rumah-rumah warga di sekitar Jerusalem dan Tepi Barat.

Kepala Kepolisian Israel menyatakan, di beberapa lokasi muncul kecurigaan seseorang segala melakukan pembakaran.

Dan, PM Benjamin Netanyahu mengatakan,  hal seperti itu akan digolongkan sebagai aksi teror.

"Setiap percik api yang diakibatkan pembakaran sengaja atau hasutan untuk membakar merupakan perbuatan teror, dan kita akan pmemperlakukannya sebagai teror pula," katanya sebagaimana dikutip harian Haaretz.

"Barangsiapa berusaha membakar sesuatu yang merupakan bagian dari Israel akan dihukum berat," tambah dia.

Kepala Kepolisian Israel Roni Alsheich mengatakan, jika kebakaran itu bermula dari kesengajaan maka hal itu bisa dikatakan bermotifkan politik.

Menteri Pendidikan Naftali Bennett, pemimpin partai radikal kanan keagamaan Rumah Yahudi, juga menuding warga Arab atau Palestina sebagai penyebab kebakaran.

"Hanya mereka yang bukan merupakan bagian dari negeri ini yang bisa melakukan perbuatan tersebut," ujar Roni lewat akun Twitter-nya.

Pernyataan-pernyataan itu memancing kecaman gerakan Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.

Gerakan Fatah balik menuduh para pejabat Israel mengeksploitasi kebakaran lahan ini sebagai cara untuk menuduh rakyat Palestina.

"Yang terbakar sekarang ini adalah pepohonan dan tanah Palestina yang bersejarah," demikian antara lain pernyataan Fatah.

Namun di media sosial tagar dalam Arab #Israel_on_fire mulai populer, dan kebanyakan cuitan mensyukuri kebakaran lahan tersebut.

Sementara itu, menteri keamanan publik Gilad Erdan mengatakan kepada stasiun televisi Channel 10, bahwa delapan orang sudah ditangkap terkait kebakaran lahan ini.

Menurut Gilad, setengah dari kebakaran dicurigai akibat kesengajaan dan polisi menemukan alat-alat pembakaran dan cairan bahan bakar yang disiramkan di beberapa tempat.

"Kita perlu mewaspadai suatu jenis teror yang baru," tambahnya.

Media Israel melaporkan bahwa dinas rahasia dalam negeri, Shin Bet terlibat dalam investigasi ini.

Akibat kebakaran lahan tersebu, sejumlah kawasan di kota Haifa terpaksa tak mendapat aliran listrik.

Sedangkan warga yang panik menyerbu toko-toko untuk memburu barang-barang kebutuhan pokok, sementara sekolah, taman kanak-kanak, rumah sakit untuk para orang tua, dikosongkan.

Lebih dari 130 orang dilarikan ke rumah sakit karena cedera ringan, kebanyakan karena mengisap asap, namun sebagian besar sudah dipulangkan.

Harian Haaretz sebanyak dua lembaga pemasyarakatan di dekat Haifa juga sudah dikosongkan.

Para petugas berjuang memadamkan api di berbagai lokasi sejak Selasa (22/11) dan ramalan cuaca memperingatkan, udara kering dan angin kencang bisa memperparah keadaan kibatnya kebakaran dicemaskan bisa berlangsung hingga pekan depan.

Sejumlah negara, antara lain Siprus, Rusia, Italia, Kroasia, dan Yunani, telah mengirim bantuan dan peralatan seperti pesawat terbang, untuk membantu mengatasi kobaran api.

Netanyahu mengatakan mereka juga akan menggunakan jasa sebuah perusahaan AS yang mengoperasikan pesawat yang dikenal sebagai "Supertanker".

Tahun 2010 lalu, 42 orang tewas dalam kebakaran di Gunung Carmel, selatan Haifa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com