Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Republik AS Dipastikan Kembali Berjaya

Kompas.com - 09/11/2016, 14:11 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Partai Republik hampir pasti kembali berjaya di pemerintahan dan parlemen AS, merujuk hasil pemilu pada Selasa (8/11/2016) atau Rabu (9/11/2016) WIB.

Calon Presiden AS dari kubu Republik, Donald Trump, sudah di ambang kemenangan untuk menjadi Presiden ke-45 AS dengan mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Perhitungan terakhir dari proyeksi sejumlah lembaga menunjukan taipan real estat itu hanya membutuhkan  6 electoral votes lagi untuk mencapai angka 270 yang dibutuhkan.

Sementara Hillary tertingal jauh, baru meraih 215 electoral votes. Sekalipun misalnya unggul di beberapa negara bagian, hasilnya takkan membuat  Hillary unggul.

Aroma kemenangan Trump sudah mulai tercium setelah dia secara mengejutkan berhasil menghancurkan benteng pertahanan “Blue Firewall” Hillary.

Keunggulan Trump berarti pula kembalinya Partai Republik menjadi  partai penguasa, setelah yang terakhir adalah Presiden George W Bush, yang memimpin pada tahun 2001-2009.

Bush adalah presiden yang ke-18 dari kubu Republik, sejak Abraham Lincoln, presiden pertama AS, yang memerintah pada tahun 1861-1865.

Di parlemen, misalnya, Partai Republik telah berhasil mengantongi 49 kursi Senat, sementara Demokrat baru mendapat 45 kursi dan tinggal merebut 2 kursi lagi.

Sementara di DPR (House of Representative), Republik mendapat 232 kursi, meninggalkan Demokrat yang baru memetik 176 kursi.

Dengan itu jelas, Republiken menuju kemenangan dan kembali berjaya di pemerintahan dan parlemen.

CNN melaporkan secara langsung, para pendukung Hillary disuruh pulang karena sudah jelas kalah dari Trump. Hillary dilaporkan tidak mau berbicara terkait hasil pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com