Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omongan Tak Bisa Dipegang, Diplomasi Duterte Mengundang Tanya...

Kompas.com - 25/10/2016, 12:16 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Setelah memilih China sebagai negara pertama yang dikunjunginya sejak menjabat sebagai Presiden Filipina, Rodrigo Duterte beranjak ke Jepang sebagai negara yang dikunjungi selanjutnya.

Apa yang akan dilakukan Duterte di Negeri Matahari Terbit itu?

Sejak lama Filipina dan Jepang memang memiliki hubungan yang baik. Namun, keadaan kini mungkin sudah berubah, terutama sejak Duterte memegang tampuk kekuasaan, Juni 2016 lalu.

Salah satu pernyataan kontroversial terbaru yang diungkapkan Duterte adalah keinginannya untuk berpisah dari Amerika Serikat dan melekatkan aliansi ke China.

Tak lama, Duterte meralat pernyataannya dengan menyebut tak pernah berniat meninggalkan AS.

Ucapan itu disampaikan ketika mantan Wali Kota Davao ini kembali ke Manila, Sabtu lalu.

Baca: Duterte Koreksi Pernyataannya, Filipina Tak Mau Pisah dengan AS

Langkah diplomasi Duterte pun semakin mengundang tanya. Selain penyataan yang tak konsisten, pada saat yang sama, dia pun melunak dalam polemik soal Laut China Selatan.

Bahkan, tak hanya itu, Duterte merapat ke China dan mengajukan tawaran kerja sama, termasuk dalam ikatan ekonomi.

Senin kemarin, Duterte kembali mengatakan bahwa AS akan tetap menjadi sekutu militer satu-satunya negara itu. 

"Aliansi dengan AS tetap hidup dan ada di sini," kata Duterte seperti dikutip dari Kyodo News.

"Tidak perlu ada kekhawatiran tentang adanya perubahan aliansi. Saya pun tak ingin memiliki aliansi dengan bangsa lain," kata dia. 

Padahal, sebelum ini, sejumlah media lain di Jepang, termasuk harian terkenal di Jepang, Yomiuri, mengutip ucapan Duterte yang menyebut semua aktivitas kerja sama militer dengan AS harus dihentikan. 

Baca: Presiden Duterte Resmi Nyatakan Filipina Berpisah dengan AS

Terkait kunjungan ke Jepang dan sikap serta ucapan Duterte yang tak konsisten, Menteri Luar Negeri Fumio Kishida pun mengeluarkan pernyataannya.

"Sangat penting membangun komunikasi yang baik dan mendengar langsung dari mulut Presiden Duterte, apa yang ada di dalam pikirannya," ungkap Fumio Kishida.

Malam nanti, Kishida akan menggelar jamuan makan malam bersama Duterte.

Selama ini, Perdana Menteri Shinzo Abe telah bekerja untuk memperkuat hubungan dengan Manila.

Salah satunya ialah melalui penyediaan kapal patroli dan memberikan dukungan dalam sengketa Manila melawan China. Hal itu sejalan dengan upaya Jepang mempertahankan wilayahnya dari China.

Presiden FIlipina sebelum Duterte, Beniqno Aquino, telah mengambil langkah tegas terhadap China. Filipina mengajukan China ke Mahkamah Internasional terkait klaim terhadap wilayah Laut China Selatan.

Atas usaha itu, Filipina menang di muka persidangan pada bulan Juli lalu. Namun, semua seolah dimentahkan oleh Duterte.

Dalam kunjungan ke Beijing pekan lalu, Beijing dan Manila sepakat untuk memulai kembali perundingan terkait sengketa Laut China Selatan.

Baca: China dan Filipina Sepakat Bicarakan Lagi Sengketa Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com