Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Penipuan Cinta yang Berbuah Manis...

Kompas.com - 21/10/2016, 07:30 WIB

KOMPAS.com - Ini adalah kisah penipuan cinta yang berubah jadi sesuatu yang manis.

Seorang perempuan Swedia, Maria Grette (62), jatuh cinta pada seorang "laki-laki Denmark berusia 49 tahun".

Maria bekerja sebagai guru, pelukis, dan art-therapist dan telah melalui proses perceraian yang tak mudah.

Suatu hari ia iseng mendaftar di situs perkencanan online, tanpa terlalu memperhatikan pesan-pesan yang masuk.

Sampai suatu hari muncul John (bukan nama sebenarnya) yang mengaku orang Denmark, tinggal di South Carolina, Amerika Serikat.

John mengaku bekerja di insinyur di Inggris, ditinggal mati istrinya dan punya satu anak yang bersekolah di Universitas Manchester.

Maria yang mengaku terpesona kata-kata John, sempat menerima telepon dari lelaki yang menggunakan nomer Inggris.

Maria sempat kaget mendengar aksen John yang tak bisa ia kenali, tapi tak terlalu mempersoalkannya.

John bercerita bahwa ia sedang merencanakan pensiun di Swedia. Rumah di Denmark warisan orangtuanya akan ia berikan pada anaknya, Nick.

"Saya ingin bertemu dengannya karena ia terdengar manis sekali," kata Maria.

"Saya belum pernah mendengar laki-laki seperti ini, dan ia terdengar tulus".

Sesudah tiga bulan berkomunikasi, John setuju bertemu di Swedia. Namun mengaku ia harus melakukan perjalanan dulu ke Nigeria untuk wawancara kerja.

John lalu menelepon, mengatakan ia sudah di Nigeria. Maria juga berkata ia sempat bicara dengan Nick.

Namun tak lama, John menelepon lagi, mengatakan ia sedang di rumah sakit di Lagos.

Ia mengaku dirampok di Nigeria, dan anaknya ditembak kepalanya. Mereka di sana tanpa uang dan dokumen mereka juga lenyap.

Celakanya, aku John, bank mereka tak punya cabang di Afrika dan butuh uang lama untuk melakukan transfer dari banknya di Inggris.

Padahal, rumah sakit meminta jaminan 1.000 Euro sebelum melanjutkan perawatan terhadap Nick.

Transfer

"Saya tak akan pernah lupa saya berlari ke kantor Western Union. Tangan saya bergetar ketika mentransfer uang," kata Maria.

"Yang saya pikirkan cuma bagaimana caranya kedua orang yang berada di Nigeria itu bisa keluar dari bahaya".

Transfer pertama ternyata tak cukup. Rumah sakit meminta uang lagi.

Beberapa ribu Euro kemudian, Maria baru merasa ada yang keliru. Ia mulai tak menjawab pesan-pesan John.

Pengakuan

Tiga pekan kemudian John menelepon dan mengaku bahwa ia bukan seperti yang ia ceritakan selama ini.

Ia seorang laki-laki Nigeria berumur 24 tahun, termasuk ke dalam golongan kriminal. Ia lulus kuliah dua tahun lalu, tapi tak mempunyai pekerjaan.

Lebih jauh, ia mengaku dirinya sebagai "setan" yang telah menipu "perempuan-perempuan baik".

"Ia berkata belum pernah bertemu dengan yang seperti saya," kata Maria.

"Ia juga berjuang melawan perasaan hatinya kepada saya."

Rekannya sesama penipu mengingatkan dia untuk tidak jatuh cinta kepada 'klien'.

"Namun peringatan itu dia abaikan, karena ia tak ingin kehilangan kontak dengan saya," kata Maria.

Sejak itu, pola komunikasi mereka berubah, tak ada lagi permintaan uang.

"Saya merasa masih bicara para orang yang sama, hanya umur dan situasinya saja yang berubah," kata Maria.

John mengirim foto aslinya, tapi Maria tak puas dan ingin bertemu langsung.

Akibat tak bisa memberi visa kepada John untuk ke Swedia, ia memutuskan untuk mengunjungi John di Nigeria.

Pada bulan Oktober 2009, Maria pergi ke Afrika untuk pertama kali dalam hidupnya.

"Ketika bertemu dengannya di bandara di Abuja, air matanya bercucuran," kata Maria.

"Saya merasa telah kenal ia selama hidup saya."

Maria sangat bersyukur sampai di Nigeria, terutama karena ia bisa mengubah perasaannya ke John, dari romantis ke persahabatan.

Ia sempat bertemu teman-teman John yang juga bekerja sebagai pelaku kriminal. Bahkan Maria bergaul dengan mereka di bar, sampai akhirnya sesuatu membuatnya tercenung.

"Saya merenung bagaimana membuat lelaki muda dan sehat ini terhindar dari jebakan pekerjaan macam ini," kata Maria.

Dari sebuah pameran seni di Nigeria pada tahun 2011, ide muncul di kepala Maria.

Dengan pengalaman kerjanya Maria berhasil mengatur perjalanan sejumlah seniman Afrika ke Eropa menghadiri pameran, workshop, konferensi, dan ikut dalam kompetisi.

Ia membantu mereka dengan dana hibah internasional untuk perjalanan mereka.

Maria Grette, kini 69 tahun dan tinggal di Norwegia, sangat gembira dengan kesempatan untuk meningkatkan kehidupan seniman-seniman muda ini.

"John telah memberi lebih banyak daripada apa yang ia ambil dari saya," kata Maria.

Nasib John

John sendiri menyatakan akan meninggalkan kegiatan kriminalnya.

Dibantu Maria, ia meninggalkan Nigeria dan bersekolah lagi di Amerika Serikat.

Sekalipun tak pernah bertemu lagi, Maria masih membantu keuangan John sampai ia meyelesaikan studinya, dan mendapat pekerjaan di bidang perminyakan di AS.

Mereka masih berkomunikasi sesekali, saling bercerita tentang diri mereka. John bahkan membeli lukisan Maria yang ia kirim ke AS.

"Ia sangat baik kepada saya," kata Maria.

"Ia bertanya kepada saya berkali-kali, apakah saya memaafkannya dan saya bilang kepadanya, yang terpenting adalah: maafkan dirimu sendiri."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com