Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2016, 08:14 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Di Thailand, kerajaan dan keluarga kerajaan dilindungi hukum Lese Majeste dan seorang yang menghina mereka akan dihukum penjara hingga 15 tahun.

Ketika Raja Bhumibol Adulyadej wafat pada Kamis (13/10/2016) masalah Lese Majeste kembali menjadi sorotan, setidaknya bagaimana hukum itu dapat mengatur dengan adil di era keterbukaan dengan kebebasan ekspresi sebagai bagian dari hak asasi manusia.

Dalam konteks hukum yang mengatur perilaku khalayak umum dan kaitannya dengan kerajaan, Lese Majeste, dinilai paling ketat di dunia. Juga telah menimbulkan perdebatan luas di negeri ini. 

 Apa itu Lese Majeste?

Lese Majeste adalah pasal yang melindungi anggota senior keluarga kerajaan Thailand dari hinaan ancaman.

Berdasarkan pasal 112 hukum pidana Thailand, seseorang yang “merusak nama baik, menghina, atau mengancam raja, ratu, putra mahkota, atau bangsawan” akan dihukum penjara hingga 15 tahun.

Aturan ini tidak berubah sejak pemberlakuan hukum pidana pertama Thailand pada 1908, kecuali ketika sanksi dalam pasal Lese Majeste diperkuat pada 1976.

Lese Majeste juga muncul saat konstitusi Thailand diamendemen.

Bunyinya, “Raja harus ditempatkan di singgasana dalam posisi yang disanjung dan tidak boleh dicemari. Tiada seorang pun boleh menyampaikan tuduhan atau aksi dalam bentuk apapun terhadap Raja.”

Akan tetapi, tiada definisi yang jelas tentang hinaan terhadap kerajaan.

Delik aduan Lese Majeste bisa disampaikan siapa saja dan terhadap siapa saja. Setiap delik aduan itu harus diselidiki secara formal oleh kepolisian.

Meski demikian, rincian tentang aduan kasus Lese Majeste jarang diungkap ke publik lantaran aparat khawatir pelanggaran yang sama bisa diulang khalayak umum.

Para pengkritik menilai pemaknaan Lese Majeste terlalu luas dan hukumannya terlalu keras.

Mengapa Lese Majeste diterapkan?

Monarki menempati kedudukan yang sangat penting di tengah rakyat Thailand. Raja Bhumibol Adulyadej sangat dicintai publik dan kerap diperlakukan layaknya dewa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com