COLOMBO, KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka menyatakan bakal segera melakukan rerformasi di tubuh kepolisian.
Salah satu dampaknya adalah kaum perempuan pun bisa mencapai pangkat tertinggi di lembaga penegak hukum tersebut.
Sri Lanka memiliki perdana menteri perempuan pertama di dunia pada tahun 1960. Namun, di dunia kepolisian, hingga saat ini, perempuan hanya bisa mencapai pangkat hingga senior superintenden.
Jenjang karir polisi wanita di Sri Lanka tertutup hingga tiga tingkat di bawah inspektur jenderal.
Terkait kondisi ini, Ketua Komisi Kepolisian Nasional (NPC) Siri Hettige menegaskan, perubahan struktur ini akan menjawab perlakuan diskriminatif tentang keberadaan 11.000 polwan dari 80.000 anggota kepolisian yang ada di negara itu.
"Setelah bertahun-tahun terjadi layanan yang buruk dari kepolisian, masyarakat menuntut reformasi yang cepat," ungkap Hettige, seperti disiarkan AFP, Rabu (10/12/2016).
"Mereka berharap segala hal itu berubah dalam semalam," kata Hettige.
"Namun, sayangnya kami tak bisa berbuat secepat itu. Saat ini kami sedang meletakkan dasar di mana polisi ke depan bisa lebih efisien dan lebih ramah terhadap warga," papar dia.
NPC sebelumnya dibentuk oleh Presiden Maithripala Sirisena, yang mulai menjalankan tugasnya sejak tahun lalu.
Kala itu, salah satu janji kampanyenya adalah pengembalian supremasi hukum dan penumpasan korupsi. Selama beberapa dekade terakhir, kedua problem itu menggerogoti negara tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan