BANGKOK, KOMPAS.com — Menteri Kesehatan Publik Thailand, Piyasakon Sakolsatayadorn, Selasa (27/9/2016), mengatakan, pihaknya menyelidiki empat kasus mikrosefalus terkait dengan virus zika.
Penyelidikan itu dilakukan terhadap tiga bayi dan kandungan atau jabang bayi berusia 36 minggu. Sejumlah negara di Asia Tenggara telah melaporkan peningkatan kasus infeksi zika yang ditimbulkan oleh gigitan nyamuk.
Thailand tercatat memiliki kasus zika terbanyak di kawasan Asia Tenggara, yakni dengan 349 orang terinfeksi sejak Januari, termasuk 25 wanita hamil, seperti dilaporkan Reuters.
Piyasakon mengatakan, pihak berwenang perlu melakukan penyelidikan menyeluruh terkait kasus-kasus yang ada karena kepastiannya bisa menjadikan Thailand "sensitif".
"Hasil lab memerlukan waktu sekitar dua hari karena kami perlu menyeluruh dalam kasus ini karena masalahnya besar dan kaitannya belum pernah terlacak," kata Piyasakon.
"Ini merupakan sebuah permasalahan yang sensitif bagi Thailand," kata dia.
Pejabat kesehatan Amerika Serikat telah menyimpulkan bahwa infeksi virus zika pada wanita hamil bisa menyebabkan bayi menderita cacat bawaan, yakni lahir dengan ukuran kepala kecil atau mikrosefalus.
Bayi yang menderita kondisi seperti itu akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhannya.
Menurut Piyasakon, tiga bayi lahir dengan ukuran kepala kecil dan sebuah hasil pemeriksaan menyebutkan bayi yang ada dalam kandungan menderita hal yang sama.
Dua di antara empat ibu terbukti terinfeksi virus zika saat hamil, tetapi dua ibu lainnya tidak, kata Apichai Mongkol, Dirjen Departemen Ilmu Kedokteran pada Kementerian Kesehatan Thailand.
Apabila kasus di Thailand terkonfirmasi, itu akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan yang dikirim lewat e-mail kepada Reuters.
Keterkaitan antara zika dan mikrosefalus diketahui pertama kali tahun lalu di Brasil.
Di negara itu, ada lebih dari 1.600 kasus mikrosefalus yang dikaitkan sebagai akibat infeksi zika pada ibu hamil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.