Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Truk Maut Membuat Warga Muslim Kota Nice Kena Getahnya

Kompas.com - 18/07/2016, 11:26 WIB

Bakri mengatakan, ektremisme menciptakan luka bagi komunitas Muslim Perancis.

Dia mengatakan angka pengangguran yang tinggi di antara para pemuda Muslim menurunkan "imunitas" warga dari ideologi radikal.

"Kami harus semakin giat melakukan sosialisasi dan kegiatan, dunia mengira kejahatan semacam ini mewakili wajah Islam. Dia tidak (mewakili Islam)," ujar Bakri.

Di distrik Abbatoir, tak jauh dari Promedae das Anglais, yang banyak dihuni warga Muslim, angka pengangguran memang sangat tinggi.

Kondisi ini membuat para pemuda ini rentan disusupi ideologi dan pemikiran ekstrem.

Salah satu yang mengambil keuntungan dari kondisi ini adalah Omar Diaby, pemuda keturunan Senegal.  Dia membuka toko makanan ringan dan mengelola sebuah klub sepak bola.

Kegiatan ini menarik para pemuda berusia 16-25 tahun. Dia lalu mendistribusikan video games bersama ajaran-ajaran ideologi ekstrem kepada para pemuda itu.

Dua tahun lalu, Diaby pergi bertempur di Suriah melawan rezim Bashar al-Assad bersama Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Beberapa orang asal Nice mengikuti jejak Diaby, termasuk sebuah keluarga yang beranggotakan 11 orang yang di dalamnya terdapat anak-anak dan seorang bayi.

Lalu bagaimana pandangan para pemuda Muslim kota Nice, seperti Rachid, soal rekan-rekannya yang berangkat ke Suriah?

"Sebagian orang marah dengan kondisi di Suriah lalu pergi ke sana untuk memerangi Assad. Namun di sana mereka ditembaki AS dan Rusia, siapa yang tahu kejadian di sana? Anda tak bisa memercayai perkataan siapapun," kata Rachid.

Rachid dan teman-temannya menegaskan mereka tak berniat bertempur di Suriah, tetapi mereka juga tak mau bekerja untuk Perancis, misalnya menjadi tentara.

Padahal, Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve mengimbau para pemuda negeri itu untuk menjadi anggota pasukan cadangan.

Anjuran ini disambut dingin Rachid dan kawan-kawannya.

"Anda tahu bagaimana aparat keamanan bersikap setelah terjadi serangan seperti ini? Mereka datang seperti pasukan pendudukan, mereka bertindak keras dan mulai menanyai setiap orang," ujar Marrouane.

"Kami tahu ISIS sedang merekrut anggota di kota ini, di kawasan ini. Kami ingin ISIS menjauh dari para pemuda," kata Marrouane.

"Tetapi, ISIS merekrut para kriminal, yang sudah terbiasa memiliki kehidupan rahasia, itulah mengapa mereka selalu berhasil dri waktu ke waktu," tambah dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com