BERLIN, KOMPAS.com – Tiga hari setelah bersua lagi dengan anak bungsunya, bapak asal Suriah utara itu menghadiahkan sejumlah hadiah bagi pria Jerman yang sebelumnya tak pernah dikenalnya.
Kado istimewa itu berupa sabun minyak zaitun, laurel, hiasan dinding, dan sekotak kue manis dengan kenari hijau, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (13/5/2016).
Hadiah itu berasal dari Aleppo, kota di Suriah utara. Sama seperti kota-kota lainnya di Suriah, kota ini juga porak poranda akibat dihantam perang saudara yang telah berjalan lebih dari lima tahun.
Bapak berusia 71 tahun itu adalah warga Aleppo. Ia bersama putra sulungnya berhasil keluar berkat bantuan seorang warga Jerman, insinyur dan ayah empat anak, yakni Martin Figur, seorang Katolik.
Figur adalah salah seorang ‘Bapak Wali Pengungsi’, yang dipertemukan dengan keluarga dari Aleppo oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat penyokong bantuan untuk menolong warga Suriah.
Lembaga itu berada di Jerman dan berperan mendatangkan keluarga Aleppo, yang lain, ke negeri negara yang dipimpin Kanselir Angela Merkel itu.
"Selama perang, Jerman, pemerintah, dan warganya lebih menunjukkan sikap sebagai sahabat bagi orang Suriah ketimbang orang Arab," kata ayah dari Suriah itu kepada Figur dalam pertemuan mereka, seperti dirilis Reuters.
Pria Suriah itu menolak memberikan namanya guna melindungi kerabatnya yang masih berada di kota yang sudah luluhlantak oleh konflik.
Pengawasan ketat di perbatasan-perbatasan Eropa, aturan permohonan suaka yang makin keras, dan juga kesepakatan Uni Eropa dan Turki untuk mengurangi penyeberangan lewat laut ke Yunani.
Kedatangan sejuta migran lebih ke Jerman tahun lalu mendorong pemerintahnya memperketat aturan suaka.
Pengetatan itu termasuk larangan pertemuan kembali dengan keluarga dalam jangka waktu dua tahun bagi mereka yang mendapat status pengungsi, membuat suasana semakin memburuk.
Martin Keune, seorang pemilik lembaga periklanan, membentuk “Bapak Wali Pengungsi” tahun lalu. Ia lakukan itu setelah dua pengungsi Suriah yang ditampungnya memohon-mohon bantuan untuk mendatangkan orangtua mereka.
Keune mendapat pencerahan dari kisah paman istrinya, seorang Yahudi, yang lolos dari maut berkat bantuan dari pasangan suami-istri Inggris yang mengangkatnya sebagai anak.
Sementara seluruh anggota keluarga paman istrinya itu dikirim ke kamp Nazi di Krakow, Polandia, tempat mereka dibunuh.