Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Amir Sodikin
Managing Editor Kompas.com

Wartawan, menyukai isu-isu tradisionalisme sekaligus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bergabung dengan harian Kompas sejak 2002, kemudian ditugaskan di Kompas.com sejak 2016. Menyelesaikan S1 sebagai sarjana sains dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dan S2 master ilmu komunikasi dari Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. 

Belajar dari Sadiq Khan, Wali Kota London Pertama yang Muslim

Kompas.com - 07/05/2016, 16:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Sebagai pengacara, Khan ahli di bidang pembelaan hak asasi manusia. Pada 2008, ia ditunjuk oleh Perdana Menteri Inggris waktu itu, Gordon Brown, menjadi seorang menteri. Ia menjadi Muslim pertama di Inggris yang menjadi seorang menteri.

Kini, Khan adalah wali kota pertama yang seorang Muslim di ibu kota negara-negara Eropa. Kehadirannya di London diharapkan oleh semua pihak bisa menghapus islamophobia yang sedang merasuki Eropa, terutama setelah migran dari Timur Tengah menyerbu Eropa belakangan ini.

Baca juga: Sadiq Khan Terpilih Jadi Wali Kota Muslim Pertama di London

Titik harapan baru

Hasil mengejutkan ini dicapai sebulan setelah serangan teror Brussels dan lima bulan setelah serangan teror Paris. Khan seolah menjadi titik harapan bagi semua pihak di Eropa dan juga di dunia untuk bisa mewujudkan semangat harmoni, bukan perang ketakutan, dan juga ghirah persatuan, bukan perselisihan.

Dari kemenangan Khan ini, setidaknya kita bisa belajar bahwa masih ada harapan bagi mereka yang ingin menebar semangat untuk bersatu, dan bukan menebar ketakutan berlebihan akan munculnya ekstremis Islam.

Oleh rivalnya, Zac Goldsmith, Khan memang selalu dituding mendukung ekstremis Islam. Zac Goldsmith adalah seorang aktivis lingkungan dan anggota parlemen dari Partai Konservatif.

Dia adalah putra taipan keuangan James Goldsmith. Goldsmith berulang kali melancarkan kampanye tak sehat dengan selalu mengaitkan Sadiq dengan link ulama-ulama yang mendukung ekstremis.

Banyak yang menyayangkan strategi Goldsmith ini, bahkan dari internal partainya sendiri. Pada akhirnya, dengan kemenangan Khan ini, warga London tak bisa ditakut-takuti dengan isu islamophobia di daratan Eropa.

AFP/LEON NEAL Wali Kota London yang baru Sadiq Khan (kiri) menyaksikan rivalnya dari Partai Konservatif Zac Goldsmith saat memberi keterangan kepada media di Balai Kota di London, Sabtu (7/5/2016).
Kampanye hitam Goldsmith telah membuat Partai Konservatif kehilangan kantong-kantong suara yang didominasi kaum minoritas yang multietnik dan multikultur. Tanpa memandang agama dan ras, mereka pada akhirnya memilih kandidat yang tak mempersoalkan agama dan ras itu sendiri.

Di era melek informasi, harus dipahami semua orang bahwa strategi kampanye hitam dengan tuduhan tak berdasar kepada kandidat lain sama sekali tak bisa bekerja untuk mendulang suara. Apalagi, jika sampai kampanye tersebut menjurus rasial, maka akan semakin mempercepat ditinggalkan oleh pendukung.

Dunia telah berubah, teknologi telah memudahkan siapa pun untuk memverifikasi tuduhan. Persoalan memimpin sebuah kota adalah persoalan kemampuan personal, bukan persoalan agama maupun ras. Khan telah membuktikan itu bersama Londoners.

Khan dan Londoners telah mengucapkan selamat tinggal untuk politik yang "memperdagangkan" agama, menyudutkan, dan bahkan mengancam minoritas, mendramatisasi ketakutan, dan memecah belah masyarakat yang multietnik dan multikultur.

Dari Indonesia, ternyata kita hanya baru bisa menontonnya. London telah mengingatkan kita bahwa ternyata minoritas itu perlu dirangkul, bukan ditakuti, apalagi diancam. Perbedaan ternyata perlu dikelola, bukan berusaha dienyahkan dengan alasan keamanan.

Jika kita ingin berubah, maka para politisi kita harus benar-benar rela untuk meletakkan semua "brand" yang menjual ketakutan itu. Jika tak mau? Mereka akan digulung oleh ketakutan yang mereka buat sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com