Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Incar Pekerja Asing, Diam-diam Melawan Tabu Imigrasi

Kompas.com - 26/04/2016, 18:58 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Jepang sudah mulai putus asa dalam mencari solusi atas problem populasi yang semakin cepat menua.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, para pembuat kebijakan Jepang mencari cara untuk menarik sebanyak mungkin pekerja asing tanpa menyebut itu sebagai “kebijakan imigrasi”.

Imigrasi adalah topik sensitif di negeri itu. Sebab, kalangan konservatif melihat homogenitas budaya sebagai sebuah kekayaan.

Politisi pun takut kehilangan suara dari para pekerja uamg khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka.

Namun, pasar tenaga kerja yang ketat dan angkatan kerja yang menurun telah membuat tim kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe dan para legislator mempertimbangkan opsi yang secara politis kontroversial.

Panel Partai Liberal Demokratis (LDP) yang berkuasa, Selasa (26/4/2016), memberi sinyal perubahan.

LDP mengusulkan perluasan jenis pekerjaan yang terbuka untuk pekerja asing, dan memperbanyak jumlah mereka dari hampir satu juta sekarang ini.

"Secara domestik, ini alergi besar. Sebagai politisi, orang harus sadar akan hal itu," kata Takeshi Noda, seorang penasihat panel LDP.

Berbeda dari Amerika Serikat, di mana bakal calon presiden AS, Donald Trump, telah menyoroti isu imigrasi Jepang memiliki sejarah imigrasi yang terbatas.

Namun, hal itu membuat keragaman etnis dan budaya semakin menjadi ancaman di Jepang dibandingkan dengan di belahan dunia lainnya.

Sementara ini, Jepang memang sedang tidak terjebak dalam krisis imigrasi massal seperti yang kini tengah melanda Eropa. Namun, kontroversi di wilayah lain mewarnai cara Jepang menyikapi persoalan imigrasi.

Anggota parlemen LDP telah mengajukan proposal imigrasi hampir satu dekade lalu. Namun, hasilnya sia-sia.

Sejak saat itu, Jepang telah mengalami kekurangan tenaga kerja yang semakin memburuk dan proyeksi demografi semakin mengerikan.

Pro dan kontra dalam menyikapi populasi yang semakin cepat menua telah muncul begitu kuat.

"Masalah mendasar ekonomi Jepang adalah tingkat pertumbuhan potensial yang rendah," kata penasihat panel LDP, Seiichiro Murakami.

"Untuk meningkatkan pertumbuhan, reformasi struktural skala besar harus dilakukan, termasuk kebijakan soal imigrasi," kata Murakami.

Masahiko Shibayama, anggota panel dan penasihat khusus Abe, justru mengatakan, "Ada kekhawatiran tentang dampak pada keselamatan publik."

"Ada kekhawatiran pekerjaan domestik akan dicaplok (oleh pekerja asing). Jadi saya pikir masih ada alergi dengan kata 'imigrasi'," tambah Shibayama.

Satu fakta tidak terhindarkan. Menjelang Olimpiade 2020, Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja asing. Bahkan permintaannya merupakan yang tertinggi dalam 24 tahun terakhir.

Telah terjadi peningkatan tenaga kerja asing sebesar 40 persen sejak tahun 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com