Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2016, 15:56 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com — Ribuan orang panik, menjerit, bingung, menangis, dan berlarian tak tentu arah di Bandara Zaventem, Brussels, Belgia, sesaat setelah diguncang dua ledakan besar di bandara itu, Selasa (22/3/2016) pagi.

Hingga berita ini diturunkan, menurut media setempat, jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 17 orang dan puluhan lainnya terluka. Orang-orang berlarian tidak tentu arah. Mereka juga sangat khawatir akan kemungkinan serangan susulan.

Foto-foto yang diunggah ke media sosial memperlihatkan, massa berkerumun dalam keadaan panik di bandara. Seorang ibu dan anak laki-laki berlumuran darah di kaki dan wajah mereka. Mereka menangis.

Istri seorang anggota parlemen Belgia, yang sedang berada di bandara, melaporkan, pecahan kaca dan ubin beterbangan melukai orang-orang di sekitar pusat ledakan.  

Orang-orang dievakuasi ke ruangan terbuka, di luar bandara, setelah petugas menutup semua pelayanan di dalam bandara. Penerbangan untuk semua rute dihentikan untuk sementara.

Saksi mata mengatakan, ketika dua ledakan beruntun itu terjadi, bangunan di sekitarnya berderit. Koresponden Sky News di Timur Tengah, Alex Rossi, yang berada di bandara dalam perjalanan ke Tel Aviv, Israel, mengatakan, "Saya bisa merasakan bangunan bergerak."

"Ada dua ledakan," katanya. "Semua orang di sini berpikir, ini merupakan jenis serangan teror sekalipun belum bisa diverifikasi oleh siapa pun di bandara," katanya.

"Tidak tahu bagaimana ledakan itu terjadi. Namun, tampaknya Bandara Brussels telah menjadi target serangan teroris," katanya.

"Kami semua sudah dipindahkan keluar menuju pintu darurat. Ada banyak orang yang kebingungan di sini. Namun, ada sejumlah orang yang sangat marah dan sangat ketakutan. Ada kekhawatiran, mungkin ada penyerang lainnya," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com