Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Konspirasi "Obama Seorang Muslim" Masih Bergaung di Timur Tengah

Kompas.com - 25/01/2016, 07:26 WIB

Obama menghabiskan beberapa tahun masa kecilnya Indonesia setelah ibunya menikah lagi. Ayah tirinya yang orang Indonesia adalah Muslim. Saat di Indonesia, Obama memasuki sebuah sekolah Katolik dan kemudian pindah sekolah negeri di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Namun bukti yang kurang jelas itu tidak menjadi masalah bagi Tamim dan para pendukung teori konpsirasi lainnya yang yakin bahwa "Obama seorang Syiah". Tampaknya juga tidak menjadi masalah bahwa teori itu bertentangan dengan sejumlah teori lainnya, yang juga sama tidak mungkinnya.

Sebagai contoh, lapor SMH, banyak orang di Irak percaya bahwa Amerika, di bawah perintahan Obama, sedang mendukung kaum ekstremis Sunni dalam kelompok Negara Islam atau ISIS. "Hal ini tidak diragukan lagi," kata Mustafa Saadi, komandan milisi Syiah Irak, baru-baru ini.

Dan, ya, sejumlah orang Syiah berpendapat bahwa Obama secara diam-diam merupakan seorang Sunni dan bekerja melawan Syiah.

Beberapa teori konspirasi tentang Amerika Serikat tampaknya menemukan lahan subur di Timur Tengah. Tahun lalu, sejumlah screenshot palsu menyebar di media sosial berbahasa Arab. Screenshot-screenshot itu mengklaim tengah menampilkan kutipan otobiografi Hillary Clinton saat ia berbicara tentang kerja sama dengan Ikhwanul Muslimin guna membantu merancang ISIS.

Hal itu bererdar tanpa ada yang mengatakan bahwa screenshot tersebut palsu dan bahwa kutipan terserbut sesungguhnya tidak pernah ada.

Mengingat sejarah Barat ikut campur dalam masalah di Timur Tengah, mungkin bisa dimengerti bahwa banyak orang di wilayah itu masih mencurigai sesuatu yang jahat menjadi dasar dari perbuatan Amerika di wilayah tersebut.

Memang mengkhawatirkan bahwa seseorang yang terkenal dan penting sekelas Tamim secara terbuka menghubungkan kesepakatan Iran dengan dugaan Obama menganut Syiah. Namun tanggapan terhadap kicauan Tamim telah menentramkan hati. Banyak orang di Timur Tengah mengejek warga Uni Emirat Arab itu karena mempromosikan teori konspirasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com