Anggota militan berusia 20 tahun itu membunuh ibunya di kota Raqqa, ibu kota de facto ISIS, di hadapan ratusan orang. Ibu malang itu dibunuh di tempat dirinya bekerja.
CNN melaporkan, perempuan itu dibunuh anaknya karena dianggap murtad. Dia dituduh "menghasut anaknya untuk meninggalkan ISIS".
Ibu berusia 40 tahun itu ingin melarikan diri bersama anaknya dan mengatakan bahwa "pasukan koalisi pimpinan AS akan membunuh semua anggota organisasi ekstremis tersebut".
ISIS kerap mengeksekusi mati siapa pun, termasuk anggota kelompok dan anggota keluarganya, yang dianggap melawan organisasi teroris itu.
Eksekusi mati dilakukan dengan cara memenggal, menembak secara massal, dan membakar sasaran. Pembunuhan itu direkam dengan kamera dan disebarkan via media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.