Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Pengaruh Serangan di Paris terhadap Uni Eropa?

Kompas.com - 17/11/2015, 03:00 WIB

KOMPAS.com - Segera setelah insiden serangan di Paris terjadi pada Jumat (13/11/2015) lalu, Presiden Francois Hollande menggambarkannya sebagai ‘aksi perang melawan Perancis’.

Ucapan Hollande bukanlah retorika politik biasa. Apalagi dia juga mengatakan bahwa rangkaian serangan di Paris "direncanakan di luar Perancis".

Insiden itu tentu memiliki pengaruh terhadap sejumlah ranah dan kebijakan di Perancis dan Uni Eropa.

Pertanyaannya sekarang, di ranah mana saja serangan di Paris berimbas?

Para pendatang

Ranah pertama ialah kebijakan menampung migran dan pencari suaka.

Pemerintah Yunani mengatakan setidaknya salah satu pelaku penyerangan merupakan pemegang paspor Suriah yang masuk ke Pulau Leros, Yunani, pada Oktober lalu. Dia masuk bersama 69 pencari suaka asal Suriah, mendaftar di Yunani, dan sidik jarinya dibukukan.

Kementerian Dalam Negeri Serbia lalu membenarkan bahwa pemegang paspor Suriah itu memasuki Serbia pada 7 Oktober lalu dan mencari suaka.

Terlalu dini untuk mengetahui apakah sang pemegang paspor benar-benar merupakan pelaku penyerangan. Namun, yang jelas, hal itu kini telah menimbulkan kewaspadaan dari sejumlah negara penampung pencari suaka.

Menurut rencana, Polandia akan menampung 4.500 pencari suaka. Namun, rencana itu boleh jadi dipertimbangkan lagi.

Menteri Urusan Eropa di kabinet pemerintahan Polandia, Konrad Szymanski, mengatakan "akan menerima pencari suaka hanya jika kami menerima jaminan keamanan".

Kewaspadaan Polandia ternyata beralasan. Kepala badan intelijen domestik Jerman (BfV), Hans-Georg Maassen, mengklaim bahwa kaum Islam radikal telah mendekati pencari suaka di tempat penampungan pencari suaka.

”Kami telah mengetahui lebih dari 100 kasus,” ujar Maasen.

Masalahnya, negara-negara di Eropa tidak bisa begitu saja menutup perbatasan, khususnya Jerman selaku negara tujuan.

Jika Kanselir Angela Merkel menutup perbatasan, imbasnya akan dialami rentetan negara di Eropa barat hingga kawasan Balkan. Tensi pun bakal meninggi di antara negara-negara tersebut.

Krisis pengungsi akan menjadi lebih kompleks dan makin sensitif.

Visa schengen

Serangan Paris juga bakal berimbas ke ranah kesepakatan Schengen.

Melalui kesepakatan ini, seorang warga non-Uni Eropa bebas berkunjung ke negara manapun di kawasan UE dengan bermodalkan visa Schengen di paspornya.

Kesepakatan itu juga membuat negara-negara anggota Uni Eropa membuka perbatasan antarnegara tanpa pemeriksaan imigrasi.

Namun, setelah sejumlah tersangka pelaku ditangkap di Brussels, Belgia, sejumlah negara mulai membekukan kesepakatan tersebut.

Situs schengenvisainfo.com mengutip Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve memberitakan, Perancis membekukan partisipasinya dalam kesepakatan Schengen selama sebulan, mulai 13 November.

“Masa depan Schengen dipertaruhkan dan waktunya semakin sempit…Kita harus mengambil alih kendali perbatasan-perbatasan eksternal,” kata Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com