Pemerintah Inggris dan Rusia serta sejumlah maskapai penerbangan Eropa telah menghentikan sementara penerbangan ke daerah wisata Sharm El-Sheikh itu. Kebijakan itu diambil menyusul kecelakaan pesawat penumpang Rusia yang dioperasikan Metrojet pada akhir Oktober lalu.
Bom yang ditaruh di dalam pesawat semakin diyakini sebagai sebab dari kecelakaan itu walau sejauh ini belum ada pernyataan resmi terkait hal itu.
Menteri Zaazou mengatakan, turis Inggris dan Rusia sangatlah penting bagi pariwisata Mesir. Sebanyak dua pertiga turis di Sharm El-Sheikh berasal dari dua negara tersebut.
Ia menambahkan bahwa separuh dari turis di Hurghada, resor wisata lainnya di Laut Merah, juga berasal dari Rusia. Resor-resor wisata ini sangat populer di kalangan warga Eropa, terutama Rusia.
Zaazou mengecam pedas pemberitaan di media Barat yang mengakibatkan anjloknya jumlah turis secara drastis. Pemberitaan tentang dugaan bom telah meledakkan pesawat naas itu benar-benar mengurangi jumlah turis yang berkunjung ke Mesir.
Mesir berencana untuk kembali memasarkan pariwisata mereka secara besar-besaran baik di Inggris dan Rusia. Pemerintah Mesir akan mencoba menggenjot pendapatan yang hilang dengan merayu warga Mesir untuk lebih sering berlibur di negaranya sendiri.
Mesir juga berharap dapat menarik turis dari negara Timur Tengah dan Afrika Utara lainnya.
Sementara itu, Kepala Staf Istana Kepresidenan Rusia Sergei Ivanov menuturkan, Rusia tidak mengetahui kapan akan kembali mengizinkan penerbangan ke Mesir.
“Yang pasti untuk waktu yang panjang, saya tidak dapat memastikan juga, tetapi saya rasa minimum beberapa bulan ke depan,” kata orang kepercayaan Presiden Vladimir Putin itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.