Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malapraktik Perbesar Alat Kelamin Pria di Indonesia Curi Perhatian Dunia

Kompas.com - 19/10/2015, 15:51 WIB

"Di institutsi saya (RSHS Bandung), teknologi ini sudah dipakai untuk menangani 20 kasus dalam enam bulan," ujarnya.

Dua pengakuan terhadap penemuan dan laporan ahli urologi asal Indonesia ini menjadi bukti bahwa dunia kedokteran Indonesia tidak ketinggalan jauh dibandingkan dengan negara-negara lain.

"Secara umum, sebenarnya dokter Indonesia memiliki kelebihan dalam jumlah kasus karena jumlah penduduk yang termasuk paling banyak di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat," kata dr Kuncoro.

"Jadi seandainya semua dokter Indonesia mau mengumpulkan jumlah kasus yang dikerjakan dalam bentuk data, setidaknya epidemiologi data, saya rasa kita bisa semakin dikenal karena ada kekhususan kasus di setiap negara, termasuk Indonesia, yang mungkin tidak dimiliki negara lain."

Kongres internasional di bidang urologi dilaksanakan setiap tahun. Melbourne menjadi kota tuan rumah untuk kongres internasional yang ke-35.

Ada sekitar 40 ahli urologi dari seluruh penjuru Indonesia yang turut hadir dalam konferensi tersebut.

Tak hanya itu, Indonesia untuk kali pertama diberikan kesempatan oleh komite internasional dalam membuat simposium tersendiri sebagai bagian dari acara konferensi.

"Ini menjadi media bagi ahli urologi Indonesia untuk tampil di dunia internasional.... Baru kali ini kita mendapat tempat secara organisasi, tidak lagi individu," ujar dr Lukman Hakim, yang juga Sekretaris Ikatan Ahli Urologi Indonesia.

"Saya senang sekali karena simposium khusus yang diselenggarakan Indonesia bisa dilaksanakan dengan lancar, ditambah dengan penghargaan yang diterima dua ahli urologi muda asal Indonesia," kata dr Lukman yang juga menjadi chairman dari SANTU.

Ia berharap, apa yang telah dicapai di Melbourne menjadi pendorong bagi ahli urologi lain di Indonesia untuk terus melakukan terobosan hingga semakin banyak dikenal di dunia internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com