Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Memimpin Dunia dalam Mengatasi Ancaman Radikalisasi

Kompas.com - 07/10/2015, 14:08 WIB

Namun, kita harus ingat bahwa mereka sangat canggih. Mereka bisa mengirim lebih dari 100.000 pesan lewat jejaring sosial sehari dan kita harus selalu waspada soal ini. Jelas ada banyak yang bisa kita lakukan untuk bekerja dengan masyarakat. Kami memprioritaskan itu.

Kepolisian telah mengalihkan perhatian mereka ke siswa laki-laki, juga ke masjid yang didatangi pelaku sebelum insiden penembakan. Seberapa yakin Anda bahwa sekolah dan masjid dapat membantu mengatasi radikalisasi anak muda?

Kita perlu waspada untuk memastikan bahwa warga memperoleh pesan yang tepat. Saya akan berhati-hati dalam menarik kesimpulan tentang sekolah atau masjid. Saya tahu sudah ada banyak media yang memberikan komentar. Ini sudah menjadi bagian dari investigasi yang sedang dilakukan berkaitan insiden Jumat lalu.

Namun, kita perlu waspada. Kita tidak bisa memiliki anak-anak muda yang mendapatkan pesan beracun. Kami sangat peduli soal lingkungan online, tetapi kami harus memastikan lembaga seperti sekolah atau lembaga keagamaan juga memberikan pesan yang tepat dan memberikan pesan yang tepat kepada para pemuda.

Soal lainnya adalah masyarakat Islam secara luas. Mantan PM Tony Abbott pernah berbicara bahwa mereka perlu menjadi bagian dari "Tim Australia", apakah Anda masih memakai pendekatan yang sama?

Kita ingin memastikan semua orang di Australia merasa bagian dari masyarakat. Sangat penting saat ada sebagian masyarakat yang merasa terancam, kemudian pemerintah merangkulnya dan meyakinkan mereka bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat Australia.

Kami telah melakukan itu dengan komunitas Muslim, yang jelas merasakan dampak dari apa yang telah terjadi di Australia dalam beberapa tahun terakhir. Kita perlu terus memperkuat itu karena bekerja dengan masyarakat menjadi penting agar kita dapat melakukan strategi dengan tepat.

Saya sudah bicara dengan tokoh masyarakat. Perdana Menteri juga telah berbicara dengan tokoh masyarakat. Pejabat lainnya pun sudah secara konsisten terlibat dengan masyarakat lainnya.

Anda baru saja kembali dari New York menghadiri pembicaraan soal menanggulangi masalah terorisme. Apa yang dipelajari dalam pertemuan tersebut?

Saya belajar bahwa banyak yang tertarik dengan apa yang terjadi di Australia. Saya rasa apa yang kami lakukan dalam hal penegakan hukum dan dari sisi masyarakat telah memimpin dunia (dalam mengatasi masalah radikalisasi dan terorisme).

Saya tidak hanya di New York, tetapi juga di Washington, dan mendapat banyak pertanyaan dari pihak berwenang Amerika Serikat soal apa yang telah kami lakukan di Australia untuk mencoba menjaga keamanan masyarakat.

Yang juga menjadi jelas bagi saya bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di Australia, tetapi juga terjadi di Amerika Serikat, Eropa, Indonesia, dan di hampir semua peradaban dunia. ISIS mencoba dan mendapatkan orang-orang untuk bergabung dalam perang di Timur Tengah.

Namun, jika tidak bisa melakukan itu, mereka mendorong orang-orang melakukan tindakan teror di negaranya. Jadi, kita harus berbagi pengalaman internasional. Kita harus bekerja sama untuk melihat apa yang telah sukses dilakukan di negara-negara tertentu dan kita berbagi pengalaman apa yang telah berhasil dilakukan di Australia.

Banyak yang merespons upaya Australia dalam menuntut warga negaranya yang mendukung ISIS, sambil melakukan tindakan yang lebih halus dengan mengajak keterlibatan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com