Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2015, 04:12 WIB

KOMPAS.com - Akun Twitter dan YouTube milik US Central Command, atau Pusat Komando yang dikelola Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, diretas oleh kelompok yang mengaku berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dilansir dari laman BBC, Selasa (13/1/2015), para peretas meninggalkan pesan ancaman. "Prajurit Amerika, kami datang, bersiaplah," demikian yang tertulis di salah satu tweet.

Tidak hanya itu, sejumlah dokumen militer yang berasal dari internal Centcom juga diunggah oleh para peretas.  Adapun contoh dokumen yang diunggah berisi daftar nama dan nomor telepon anggota militer Centcom. Sejumlah slide PowerPoint dan peta juga ikut diunggah.

Centcom mengaku sudah melakukan "pendekatan yang perlu" untuk mengatasi peretasan. Biasanya, Centcom menggunakan akun Twitter miliknya untuk menyediakan informasi terbaru dalam perang terhadap ISIS. Namun, menjadi ironis saat akun Twitter itu kemudian sempat diretas untuk menuliskan pesan-pesan ISIS.

Peretasan ini terjadi tak lama setelah pidato Presiden AS Barack Obama yang berpidato mengenai keamanan dunia maya (cybersecurity). Pidato Obama itu diucapkan terkait peretasan besar terhadap Sony Pictures, yang dianggapnya sebagai "hal yang sangat rentan untuk kita sebagai bangsa dan untuk ekonomi kita".

Menanggapi ini, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, pemerintah AS sedang menelusuri peretasan.

Menurutnya, peretasan ini bukan sebagai ancaman yang berarti bagi pemerintah AS. Sebab, peretasan terhadap akun Twitter tidak memiliki dampak besar jika dibandingkan pencurian data atau informasi dari server milik Centcom.

Sedangkan, salah seorang pejabat Pentagon mengaku kalau peretasan itu cukup mempermalukan institusinya. Tapi, kepada Reuters, pejabat itu menyatakan tidak ada dokumen yang membahayakan yang diunggah peretas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com